Bukan Hapus Ikon Kota, Pembongkaran Tugu Nanas Prabumulih untuk Persiapan Exit Tol dan Pelebaran Jalan

Selasa 11-11-2025,10:50 WIB
Reporter : Prabu
Editor : Dahlia

“Sudah kita usulkan juga untuk menyambung 2 line dari Lubuk Raman ke Prabumulih,” imbuhnya.

BACA JUGA:Sinergi dengan Pemkot, Bank Sumsel Babel Prabumulih Fokuskan CSR untuk Program Pro-Rakyat

BACA JUGA:Terpilih Jadi Ketua DPD PAN Prabumulih 2025–2030, Feri Alwi: PAN Harus Masuk Unsur Pimpinan DPRD Prabumulih

Cak Arlan menambahkan, pembangunan infrastruktur tersebut juga mempertimbangkan rencana pembangunan pintu keluar (exit) tol di kawasan Tebing Tanah Putih.

Jika rencana ini terealisasi, maka kawasan tersebut akan menjadi salah satu titik paling ramai lalu lintas di Kota Prabumulih.

“Makanya Tugu Nanas itu akan jadi rame pecak di Desa Karangan, jadi sanak keluarga itu belum memahami bae dan masyarakat belum tahu apa yang Cak lakukan itu yang terbaik untuk masyarakat,” tutur Arlan.

Menurutnya, jika jalan tetap sempit sementara arus kendaraan meningkat karena adanya pintu tol, maka kemacetan akan sulit dihindari.

Oleh sebab itu, pembongkaran tugu menjadi langkah strategis dalam mengantisipasi lonjakan arus lalu lintas kendaraan di masa depan.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap warisan budaya kota, Wali Kota Arlan juga telah membangun Tugu Nanas baru menggunakan dana pribadinya.

Ia menegaskan bahwa pembangunan tugu pengganti ini sama sekali tidak menggunakan dana APBD, melainkan murni dari kantong pribadinya.

“Kan sudah Cak bangunkan, cak bangunkan duit pribadi bukan duit pemerintah, saking cak nak bangunnya supaye mobil masuk nak ke jalan lingkar gawang (luas) nak ke Unit 9 juga gawang,” beber suami Hj. Linda Apriana ini.

Tugu baru tersebut dibangun dengan posisi dan desain yang lebih menyesuaikan tata ruang jalan agar tidak mengganggu lalu lintas, sekaligus tetap menjaga identitas Kota Nanas Prabumulih.

Menurut Cak Arlan, langkah ini menunjukkan komitmen dirinya untuk tetap mempertahankan simbol kebanggaan warga Prabumulih dengan cara yang lebih adaptif terhadap perkembangan kota.

Lebih lanjut, H. Arlan mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan pihak pengembang tol Prabumulih–Muara Enim untuk membahas akses keluar dan masuk tol.

Dalam pertemuan itu, Arlan mengusulkan agar terdapat dua pintu keluar tol, yakni di kawasan Pangkul dan Tebing Tanah Putih.

“Unit 9 itu akses jalan tol kagek, karena beberapa bulan yang lalu wong tu (pihak tol) sudah menghadap Cak dan Cak usulkan bahwa itu akses keluar masuk jalan tol juga samo di Pangkul,” jelasnya.

Kategori :