Otak-otak Sambal Balado Jadi Tren Baru Kuliner Nusantara, Penjualan UMKM Meningkat

Selasa 02-12-2025,10:38 WIB
Reporter : Dahlia
Editor : Rhyca

Tidak hanya pedagang tradisional, sejumlah UMKM kuliner modern juga turut menangkap peluang ini. Banyak restoran kecil dan gerai makanan cepat saji lokal meluncurkan paket khusus yang menonjolkan otak-otak dengan balado.

BACA JUGA:Mie Goreng Terus Meroket : Dari Warung Pinggir Jalan hingga Pasar Global

BACA JUGA:Mi Chili Oil, Saus Pedas Baru yang Jadi Primadona Pecinta Kuliner Indonesia

Selain itu, beberapa brand frozen food memanfaatkan momentum dengan membuat versi beku yang dapat dimasak di rumah. Strategi ini terbukti efektif, mengingat tren masak di rumah masih tetap tinggi.

Dalam konteks budaya kuliner, munculnya Otak-otak Sambal Balado dianggap sebagai wujud kreativitas masyarakat dalam menggabungkan dua cita rasa daerah berbeda.

Selama ini, otak-otak dikenal sebagai makanan khas daerah pesisir seperti Bangka, Palembang, atau Makassar.

Sementara sambal balado merupakan ikon kuliner Minangkabau yang telah terkenal dengan tingkat kepedasannya. Kombinasi keduanya menciptakan sensasi baru yang disebut “fusion lokal”.

Pengamat kuliner Nusantara, Rendy Pratama, menilai bahwa tren ini merupakan contoh jelas bagaimana kuliner Indonesia terus berkembang melalui inovasi masyarakat.

“Kekuatan kuliner Indonesia adalah keragaman bahan dan bumbu. Ketika dua budaya kuliner bertemu, sering kali muncul kreasi baru yang diterima pasar. Otak-otak Sambal Balado ini contohnya,” tutur Rendy.

Ia juga memperkirakan tren ini dapat bertahan lama bila pelaku usaha mampu menjaga kualitas rasa dan variasi produk.

Dari sisi ekonomi, tren makanan viral seperti ini terbukti memberikan dampak positif bagi pelaku usaha mikro dan kecil.

Banyak pedagang merasa terbantu karena varian baru mampu mendatangkan pelanggan baru sekaligus mempertahankan pelanggan lama.

Selain itu, biaya produksi otak-otak dan sambal balado relatif rendah sehingga margin keuntungan cukup menjanjikan.

Namun, beberapa tantangan juga muncul. Salah satunya adalah ketahanan sambal balado yang tidak dapat disimpan terlalu lama tanpa pendingin.

Pedagang harus memastikan proses penyimpanan dan pengemasan tetap higienis agar produk aman dikonsumsi.

Selain itu, penggunaan cabai yang meningkat membuat harga bahan baku lebih fluktuatif, sehingga beberapa pedagang harus menyesuaikan harga jual.

Kategori :