Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Malamoi Dengan Nilai Budaya dan Spiritual
Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Malamoi Dengan Nilai Budaya dan Spiritual.--Dokumen Palpos.id
Sebagai identitas yang melekat kuat pada suku Moi—salah satu suku besar di wilayah Sorong Raya—Malamoi menjadi simbol persatuan, keberlangsungan, dan kearifan lokal yang patut dihargai dalam pembangunan masa depan Papua.
Menurut tokoh adat Moi, Obet Yekwam, Malamoi bukan hanya soal batas wilayah.
"Ini soal harga diri, warisan budaya, dan tanggung jawab moral kita menjaga tanah leluhur. Pemekaran Kabupaten Malamoi adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan aspirasi masyarakat adat," ujarnya.
Potensi Ekonomi Strategis di Tengah Papua Barat Daya
Secara geografis, wilayah Malamoi berada di tengah-tengah bentang Papua Barat Daya.
Wilayah ini meliputi sejumlah distrik di Kota Sorong dan sebagian wilayah sekitarnya yang selama ini menjadi episentrum aktivitas sosial, perdagangan, pendidikan, dan birokrasi.
Letaknya yang strategis menjadikan Malamoi sebagai titik pertemuan berbagai jalur transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kota Parung Untuk Menjawab Tantangan Pembangunan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Jawa Barat: Wacana Pembentukan Kota Lembang Untuk Penguatan Sektor Unggulan
Wilayah ini berdekatan dengan Pelabuhan Sorong, Bandara Domine Eduard Osok, serta memiliki akses langsung ke kawasan industri dan pelabuhan ekspor komoditas hasil bumi dari wilayah pedalaman Papua Barat Daya.
Sejumlah analis pembangunan daerah menyebutkan bahwa jika Kabupaten Malamoi terbentuk, wilayah ini berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru karena:
Infrastruktur yang sudah berkembang di Kota Sorong.
Potensi pertanian dan perikanan yang belum digarap optimal.
Kawasan niaga dan perdagangan yang tumbuh pesat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: palpos.disway.id


