Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Mpur Untuk Pengakuan Identitas
Pemekaran Wilayah Papua Barat Daya: Wacana Pembentukan Kabupaten Mpur Untuk Pengakuan Identitas.--Dokumen Palpos.id
Wilayah ini merupakan bagian dari bentang alam Pegunungan Arfak dan hutan-hutan dataran rendah Papua yang sangat kaya akan flora dan fauna endemik.
Potensi kehutanan, ekowisata, pertambangan, serta pertanian dan perikanan menjadi sektor unggulan yang dapat dikembangkan jika wilayah ini memperoleh status administratif sebagai kabupaten.
1. Hutan Tropis dan Keanekaragaman Hayati
Distrik seperti Senopi dan Mubrani dikenal sebagai rumah bagi berbagai jenis burung cendrawasih, kasuari, serta satwa langka lainnya.
Hutan di wilayah ini juga menjadi sumber rotan, damar, dan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi, meskipun masyarakat adat selama ini hanya memanfaatkannya secara lestari dan tradisional.
2. Pertanian dan Perkebunan
Sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Komoditas seperti sagu, ubi jalar, keladi, serta pisang ditanam secara tradisional dan berkelanjutan.
Selain itu, beberapa daerah seperti Distrik Kebar memiliki potensi pengembangan kopi Papua dan tanaman rempah.
3. Perikanan dan Sumber Air
Sungai-sungai di wilayah Mpur, seperti Sungai Mubrani dan Sungai Kwakeik, mengalir sepanjang tahun dan menjadi sumber air utama bagi masyarakat.
Perikanan air tawar berkembang dalam bentuk tradisional, dan potensi budidaya ikan air tawar sangat besar jika dikelola dengan sistem modern.
4. Pertambangan Potensial
Beberapa wilayah, terutama di sekitar kawasan Amberbaken dan Kebar, memiliki indikasi kandungan mineral logam seperti emas dan tembaga.
Namun, masyarakat Mpur tetap menekankan bahwa eksploitasi sumber daya harus dilakukan secara hati-hati, mengutamakan kelestarian lingkungan dan menghormati hak adat.
Simbol Identitas Suku Mpur
Salah satu semangat utama dalam usulan pembentukan Kabupaten Mpur adalah pengakuan terhadap identitas dan eksistensi suku Mpur, yang selama ini menyebar dan tersebar di berbagai distrik tanpa adanya wadah administratif yang merepresentasikan mereka secara utuh.
Suku Mpur memiliki sistem adat dan bahasa yang terancam punah karena minimnya dokumentasi dan perhatian pemerintah.
Dengan terbentuknya Kabupaten Mpur, masyarakat berharap akan ada ruang lebih besar untuk pelestarian budaya, bahasa, dan nilai-nilai adat yang diwariskan turun-temurun.
“Kalau kabupaten ini terbentuk, kita bisa membangun pusat budaya Mpur, mengajarkan anak-anak bahasa ibu mereka, dan menunjukkan pada dunia bahwa Mpur bukan hanya nama, tapi bangsa yang punya sejarah panjang di tanah Papua,” tutur Maria Yukeni, pegiat literasi asal Distrik Senopi.
Dukungan dari Berbagai Elemen
Aspirasi pembentukan Kabupaten Mpur mendapat dukungan luas dari berbagai elemen, mulai dari tokoh adat, tokoh agama, generasi muda, hingga anggota DPRD Papua Barat Daya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: palpos.disway.id


