PHE Ogan Komering Wujudkan Desa Hijau dan Mandiri melalui Kompas Lestari
Panen budidaya maggot-Foto:dokumen palpos-
Modul pembelajaran khusus disusun agar proses replikasi berjalan lebih mudah, sementara sekolah-sekolah mulai memasukkan edukasi lingkungan ke dalam kegiatan belajar, menanamkan kesadaran sejak dini bahwa limbah dapat menjadi sumber daya.
Perubahan tidak hanya terlihat pada lingkungan fisik, tetapi juga pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Lebih dari 30 warga kini terlibat aktif dalam rantai produksi maggot dan produk turunannya.
Pendapatan meningkat 20 hingga 30 persen, menciptakan sumber ekonomi alternatif yang sebelumnya tidak terpikirkan.
BACA JUGA:Oxygen.id Diskon Hingga 60%: Saatnya Upgrade Internet Rumah!
BACA JUGA:Ide Modifikasi Grand Filano Hybrid Ala Anak Muda Kekinian Yang Siap Bikin Gaya Makin Anti Mainstream
Kelompok perempuan dan pemuda pun menjadi bagian penting dalam pengembangan produk, memperkuat kolaborasi lintas generasi dan membangun kelembagaan Kompas Lestari yang makin solid.
Volume sampah organik di desa tidak hanya berkurang hingga 70 persen, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah mengalami peningkatan.
Pemanfaatan pelet biomassa dari cangkang maggot juga membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar gas serta mendukung upaya penurunan emisi karbon.
Muhibat, Kepala Desa Makartitama melihat perubahan ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan desanya. Masyarakat kini mampu mengelola sampah sebagai sumber penghidupan baru.
“Selain memberi manfaat, Kompas Lestari juga menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa,” ungkapnya.
Bagi PHE Ogan Komering, lanjut Karyanto, keberhasilan ini mencerminkan komitmen perusahaan menghadirkan Creating Shared Value (CSV) dan mendukung berbagai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Terutama bidang pekerjaan layak, pembangunan desa berkelanjutan, konsumsi bertanggung jawab, hingga aksi iklim.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pendekatan partisipatif dan inovatif mampu membawa manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Manager CID PHR Regional 1 Iwan Ridwan Faizal menyebutkan perusahaan terus berupaya menghadirkan program inovatif untuk masyarakat dan lingkungan.
“Harapannya, program ini dapat menjadi inisiator yang baik dan ke depan bisa direplikasi di lokasi lain agar pengelolaan sampah organik semakin masif dan bernilai ekonomis bagi masyarakat,” ungkap Iwan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



