Lumpia Basah Kian Diminati, Pedagang Raup Untung di Tengah Tren Kuliner Tradisional

Meski tetap mempertahankan cita rasa tradisional, sejumlah pedagang mulai memperkenalkan inovasi untuk memikat pelanggan baru.

Di Kota Cimahi, misalnya, ada pedagang yang menambahkan topping mozzarella, daging ayam suwir, hingga jamur tiram.

Meskipun beberapa konsumen menyambut positif, sebagian tetap merasa bahwa lumpia basah sebaiknya dipertahankan pada rasa aslinya.

“Kami coba versi baru supaya lebih kekinian, tetapi yang paling laris tetap yang original,” kata Putri, pedagang lumpia basah generasi kedua yang mewarisi usaha ayahnya.

Tren inovasi ini dinilai wajar mengingat persaingan kuliner yang semakin ketat. Namun para pakar kuliner menilai bahwa keaslian rasa tetap menjadi daya tarik utama.

Popularitas lumpia basah memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Banyak pedagang baru bermunculan dengan memanfaatkan konsep gerobak kecil di pinggir jalan atau booth di pusat perbelanjaan.

Pemerintah Kota Bandung bahkan berencana menyertakan lumpia basah dalam program pelatihan UMKM kuliner, mengingat biaya produksinya yang rendah dan permintaan konsumen yang stabil.

“Bahan-bahannya mudah didapat, modal awal juga tidak besar. Ini cocok untuk mereka yang ingin mulai usaha,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bandung dalam keterangan resminya.

Di tengah pesatnya perkembangan kuliner modern, lumpia basah menjadi bukti bahwa makanan tradisional tetap mampu bertahan, bahkan berkembang.

Selain menawarkan rasa yang otentik, jajanan ini membawa nilai historis dan budaya yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat.

“Ini bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari identitas kuliner daerah,” ujar Diah, pakar kuliner.

Dengan meningkatnya minat masyarakat, para pedagang berharap lumpia basah akan terus dilestarikan dan tidak hilang tertelan zaman.

Bagi banyak orang, seporsi lumpia basah bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga nostalgia yang membangkitkan kenangan akan masa kecil dan kehangatan keluarga.

Sumber: