Sempol Ayam Pedas Jadi Jajanan Favorit Baru, Pedagang Kewalahan Layani Pesanan
Sempol Ayam Pedas-Fhoto: Istimewa-
“Biasanya sempol rasanya standar. Tapi yang pedas ini bikin nagih. Apalagi kalau dimakan pas masih panas,” kata Andika, seorang mahasiswa yang sedang antre membeli sempol di kawasan Sigura-gura.
Tren Sempol Ayam Pedas mulai meluas setelah beberapa food vlogger lokal mengunggah video mencicipi jajanan ini.
BACA JUGA:Tahu Jeletot Jadi Primadona Baru Kuliner Pedas : Penjualan Melonjak di Berbagai Kota
BACA JUGA:Mi Chili Oil, Saus Pedas Baru yang Jadi Primadona Pecinta Kuliner Indonesia
Dalam salah satu video yang telah ditonton puluhan ribu kali, kreator kuliner tersebut menunjukkan reaksi terkejut karena tingginya tingkat kepedasan bahkan pada level rendah.
Sejak saat itu, banyak pedagang baru yang mencoba peruntungan dengan menjual varian sempol pedas. Mereka mengaku tergiur oleh tingginya permintaan serta biaya produksi yang relatif murah.
Salah satu pedagang baru, Fadil, yang berjualan di kawasan Kedungkandang, menyebut bahwa modal awal yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
“Bahan ayamnya sedikit saja sudah bisa jadi banyak tusuk. Tinggal rajin promosi di TikTok atau Instagram, pasti banyak yang datang,” katanya.
Dinas Perdagangan Kota Malang menilai fenomena meningkatnya popularitas sempol ayam pedas menjadi angin segar bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
Menurut data sementara, terjadi kenaikan sebanyak 20 persen pada jumlah pedagang jajanan kaki lima yang melaporkan usahanya ke dinas sejak awal tahun.
“Kuliner sempol merupakan ikon jajanan Malang. Dengan adanya tren baru, ini membantu UMKM untuk naik kelas,” ujar Kepala Bidang UMKM Disdag Kota Malang, Siti Kurniawati.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya berencana memberikan pelatihan terkait keamanan pangan dan inovasi produk bagi para pedagang.
Meski tren ini membawa dampak ekonomi positif, beberapa ahli gizi mengingatkan agar konsumsi makanan pedas tetap dibatasi. Dr. Rudi Hartono, seorang ahli gizi di RS Saiful Anwar, menjelaskan bahwa konsumsi cabai berlebihan dalam waktu singkat dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
“Bukan berarti tidak boleh makan sempol pedas, tapi tetap ada batasnya. Pastikan juga produk yang dibeli higienis dan minyak gorengnya tidak digunakan berkali-kali,” katanya.
Dengan semakin meningkatnya popularitas sempol pedas, beberapa pelaku usaha mulai mempertimbangkan membuat varian kemasan beku untuk dipasarkan ke luar kota.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:



