Bakwan, Gorengan Sederhana yang Bertahan di Tengah Perubahan Zaman
Bakwan-Fhoto: Istimewa-
Banyak pedagang gorengan yang menggantungkan penghasilan harian dari penjualan bakwan dan jenis gorengan lainnya.
Modal yang dibutuhkan relatif kecil, sementara permintaan pasar cenderung stabil. Hal ini menjadikan bakwan sebagai salah satu pilihan usaha yang diminati, terutama oleh masyarakat menengah ke bawah.
BACA JUGA:Onde-Onde, Warisan Kuliner Tradisional yang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Jajanan Modern
BACA JUGA:Bika Ambon, Warisan Kuliner Nusantara yang Tetap Bertahan di Tengah Modernisasi
Namun, para pedagang bakwan juga menghadapi berbagai tantangan. Kenaikan harga bahan baku seperti minyak goreng, tepung terigu, dan sayuran sering kali memengaruhi keuntungan mereka.
Beberapa pedagang terpaksa mengecilkan ukuran bakwan atau menaikkan harga jual secara perlahan agar tetap dapat bertahan.
Meski demikian, sebagian besar pedagang mengaku pelanggan tetap masih setia membeli bakwan karena sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Bakwan juga memiliki nilai sosial yang kuat. Di banyak lingkungan, bakwan kerap disajikan saat kerja bakti, arisan, atau acara kumpul keluarga.
Makanan ini dianggap praktis dan dapat dinikmati bersama-sama tanpa memerlukan persiapan yang rumit. Kehadiran bakwan sering kali menjadi pelengkap suasana kebersamaan, sekaligus simbol kesederhanaan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Dari sisi kesehatan, bakwan memang sering mendapat sorotan karena proses penggorengannya yang menggunakan minyak. Ahli gizi mengingatkan agar konsumsi gorengan, termasuk bakwan, tidak berlebihan.
Meski mengandung sayuran, bakwan tetap tinggi lemak jika dikonsumsi terlalu sering. Beberapa penjual kini mulai mencoba alternatif dengan menggunakan minyak yang lebih sehat atau teknik memasak berbeda, seperti bakwan panggang atau bakwan air fryer, meski belum sepopuler versi goreng.
Menariknya, bakwan juga mulai diperkenalkan ke kancah internasional melalui restoran Indonesia di luar negeri. Banyak warga asing yang tertarik mencicipi bakwan karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah.
Hal ini menunjukkan bahwa bakwan memiliki potensi sebagai salah satu duta kuliner Indonesia di mata dunia, meskipun tampilannya sederhana.
Pemerhati budaya menilai bahwa bakwan bukan sekadar makanan, melainkan cerminan kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan sederhana menjadi hidangan lezat.
Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, bakwan tetap eksis tanpa kehilangan identitasnya. Justru, kesederhanaan itulah yang menjadi kekuatan utama bakwan dalam mempertahankan tempat di hati masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


