Warga Tanam Pisang di Jembatan Jebol Payaraman, DPRD Ogan Ilir Kritik Kualitas Pembangunan
Warga tanam pisang di jembatan yang jebol-Foto:dokumen palpos-
OGANILIR, PALPOS.ID – Warga di Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, menyampaikan protes tidak biasa dengan menanam pohon pisang di atas jembatan yang jebol.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah daerah Ogan Ilir maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang dinilai lamban dan seakan menutup mata terhadap kondisi jalan tersebut.
Jembatan penghubung antara Kecamatan Payaraman dan Kecamatan Rambang Kuang itu sebelumnya telah diperbaiki pada awal tahun 2025.
Namun, menjelang akhir tahun yang sama, struktur jembatan kembali jebol. Kondisi ini memicu kecurigaan warga bahwa perbaikan sebelumnya dilakukan tanpa kualitas yang memadai dan hanya bersifat sementara.
BACA JUGA:Satlantas Polres Ogan Ilir Bubarkan Balap Liar di Tanjung Senai, Sita Motor Modifikasi
BACA JUGA:Lakukan Pencurian Buah Sawit Berulang Kali milik Prusahaan, Pemuda di Ogan Ilir Ditangkap Polisi
Menanggapi keluhan masyarakat, Sayuti, Anggota DPRD Ogan Ilir dari Fraksi PKS Dapil IV, menyampaikan kritik keras terhadap buruknya kualitas pembangunan jembatan tersebut.
Ia menilai pekerjaan yang dilakukan sebelumnya terkesan asal-asalan dan tidak mengutamakan kualitas material, sehingga jembatan cepat kembali mengalami kerusakan.
“Kita sangat kecewa dengan adanya bangunan jembatan yang terkesan dibangun asal-asalan. Tampak kualitas materialnya sangat buruk sekali.
Jembatan ini menjadi sarana utama masyarakat, namun sudah beberapa kali rusak dan hanya diperbaiki secara tambal sulam. Kini kembali rusak dan belum ada kejelasan kapan akan diperbaiki,” tegas Sayuti.
BACA JUGA:Jaga Kondusifitas Sat Samapta Polres Ogan Ilir Gelar Patroli Cegah Tindakan 3C
BACA JUGA:Satlantas Polres Ogan Ilir Gelar Satgas II Preventif Operasi Zebra Musi 2025
Ia juga mempertanyakan pihak kontraktor yang mengerjakan proyek perbaikan sebelumnya. Menurutnya, kerusakan berulang semestinya menjadi perhatian serius karena dapat mengancam keselamatan warga yang rutin melintasi jembatan tersebut.
Sayuti menegaskan bahwa konstruksi jembatan seharusnya dibangun sesuai standar teknis, mengingat kendaraan yang melintas memiliki tonase cukup besar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


