Susahnya Mendapatkan BBM, Driver Angkot dan Ojek Harapkan Solusi

Susahnya Mendapatkan BBM, Driver Angkot dan Ojek Harapkan Solusi

Sopir angkot dan ojek keluhkan mendapatkan BBM.Foto: Maryati/Palpos.id--

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID-Wacana penggunaan aplikasi My Pertamina ataupun QR Code dalam pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti solar dan pertalite, dinilai memberatkan masyarakat kalangan bawah. Terutama mereka yang bekerja sebagai sopir angkot dan ojek (bukan online).

 

Pasalnya, rata-rata driver angkot dan ojek di Kota Lubuklinggau masih menggunakan ponsel biasa. Seperti yang diungkapkan Ayub (55), sopir Angkot rute Terminal Kalimantan-Taba Pingin-Tugumulyo, 100 driver yang menggunakan ponsel biasa dan Android 100:10. 

 

"Kami ni pakai Hp cepek cak inilah, dari 100 sopir yang makai android paling banyak 10," ungkap Ayub, dijumpai saat antre menunggu penumpang di kawasan Terminal Kalimantan, Kamis (4/8).

 

Karena itu, dikatakan Ayub, para sopir angkot berharap pengambil kebijakan memberikan kebijakan dan solusi yang memudahkan para driver angkot. Karena mereka hanya mau kemudahan dalam mendapatkan BBM. "Terserah nak pakai aplikasi atau apopun kalau bisa pakai HP cepek cak ini dak masalah," katanya.

 

Lebih lanjut Ayub mengatakan bahwa selama 22 tahun menjadi driver angkot baru kali ini dia dan sesama driver sulit mendapatkan BBM. Bahkan harus antre berjam-jam dan sampai tertidur selama menunggu antrean. 

 

Ironisnya, setelah menunggu lama bahkan tetap tidak dapat BBM subsidi. "Kalau kami pakai Pertamax, rugi kami apalagi sekarang penumpang sepi," jelasnya.

 

Bila sudah tidak dapat BBM subsidi, dikatakan Ayub, terpaksa dia libur bekerja dan untuk memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari terpaksa meminjam dari tetangga. "Karena itu kami berharap ado kebijakan dan solusi yang membantu kami, masa sopir angkot semuanya mau disuruh menjadi perampok atau pencuri," tegasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: