Mulai Tergerus Perkembangan Zaman, Permainan Tradisional Kembali Dilestarikan Lewat Lomba

Mulai Tergerus Perkembangan Zaman, Permainan Tradisional Kembali Dilestarikan Lewat Lomba

Suasana lomba congklak di Museum Garuda Sriwijaya Kota Lubuklinggau, Jumat (05/8). -Palpos.id-

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Museum Sub Komando Sumatera Selatan (Subkoss) Garuda Sumatera Selatan, sejak beberapa hari belakangan terlihat ramai pengunjung, Jumat (05/08).

Ternyata di area Monumen bersejarah tersebut sedang berlangsung beragam lomba tradisional, salah satunya permainan congklak.

Permainan anak-anak yang nyaris musna dan sudah sangat jarang dimainkan anak-anak zaman now itu ternyata menjadi salah satu permainan tradisional yang diperlombakan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel, H. Chandra Amparyadi melalui Kepala Unit Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, Eva Kusmalwati, yang juga Panitia Penyelenggara mengatakan bahwa selain permainan coklat, ada banyak permainan tradisionalnyang diperlombakan. Diantaranya Bakiak, enggrang batok, congklak, balap ban, yeye karet, cak engkleng dan gobak sodor.

"Pelaksanannya mulai tanggal 5 sampai 9 Agustus 2022, dan sebenarnya lomba permainan tradisional menjadi agenda rutin diadakan setiap tahun di Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya, dengan tetap melaksanakan protokol Covid-19," katanya, Minggu (07/08).

Eva menuturkan, permainan tradisional memilik banyak manfaat dalam tumbuh kembang pembentukan karakter anak-anak, diantaranya seperti membangun rasa percaya diri, melatih konsentrasi dan ketangkasan anggota badan, menyambung persahabatan, mengajari cara bekerja sama dengan orang lain, dan mengubah hal-hal sederhana menjadi hal yang menyenangkan. "Permainan tradisional juga dapat menghilangkan rasa bosan," tukasnya.

Selain itu, tujuannya dapat melahirkan kader-kader penerus bangsa berdaya intelektual tinggi serta mengetahui wawasan dan pengetahuan sejarah, kebudayaan dan pariwisata lokal maupun nusantara. Kemudian menciptakan pribadi-pribadi yang mampu menghadapi era globalisasi bermental kompetitif dan berorientasi ilmiah serta berpandangan jauh kedepan.

"Menumbuhkan kecintaan generasi muda kepada kebudayaan dan peninggalan bersejarah, mengenalkan lagi koleksi museum, mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: