Pengusaha Tahu Terancam Bangkrut, Ini Penyebabnya
Pelaku bisnis tahu dikampung Pensiunan sedang beraktivitas dipabrik.Foto:Padri/Palpos.id--
EMPATLAWANG,PALPOS.ID - Produksi tahu di Kampung Pensiunan Kelurahan Tanjung Makmur Kecamatan Tebing Tinggi terpaksa harus mengurangi jumlah produksi.
Hal itu lantaran tingginya harga kedelai yang meningkat dari biasanya. Bahkan sebagian besar para konsumen menghentikan pembelian tahu.
Satu di antara pelaku usaha pembuatan tahu rumahan, Kemon dan Lastri mengatakan terpaksa mengurangi jumlah produksi sejak beberapa bulan terakhir.
Saat ini dirinya hanya mampu membuat 2 karung perhari, dari produksi normal 2,5 karung sampai 3 karung perhari.
BACA JUGA:Sayang Banget, Pekerja di Sumatera Selatan Banyak tak Cairkan BSU 2022, Segini Jumlahnya!
"Harga kedelai impor juga naik cukup tinggi, jadi saya mau tidak mau harus kurangi jumlah produksi yang tadinya bisa sampai 3 karung paling sekarang 2 karung perhari". Kata Kemon dan Lastri, Minggu (8/01/2023)
Lanjut Kemon, harga kedelai impor saat ini telah mencapai Rp 13.500 perkilogram jika sebelumnya berkisar di angka Rp 9 ribu perkilogram.
Harga tersebut diakuinya terbilang cukup tinggi, sehingga satu-satunya cara menyiasati adalah mengurangi jumlah produksi.
"Ya, mau bagaimana lagi harus kurangi produksi agar bisa bertahan dan tidak terlalu merugi".Ungkapnya.
BACA JUGA:Wow! Ada Tanah Bisa dimakan di Kabupaten Muba, Ceritanya Mirip Malin Kundang Lho!
Kemon yang sudah menjalankan usaha pembuatan tahu sejak tahun 1980 itu mengaku cukup sulit untuk pertahankan Produksi, jika harga kedelai terus naik, maka ditakutkan usaha yang dirintisnya selama berpuluh tahun akan gulung tikar.
"Di masa sekarang ini, kami harus pintar putar otak bagaimana caranya agar usaha tidak gulung tikar, karena harga bahan baku naik, dan di masa krisis ekonomi ini juga permintaan berkurang". Tukasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: