KF-21 Boramae: Geopolitik, Gaduh Pembayaran, dan Masa Depan Kerjasama Pertahanan

KF-21 Boramae: Geopolitik, Gaduh Pembayaran, dan Masa Depan Kerjasama Pertahanan

--

NASIONAL, PALPOS.ID-Sebuah pengumuman baru saja melayang dari Korea Selatan yang memperkuat dinamika kerjasama regional, sekaligus menyoroti kompleksitas hubungan internasional.

Pesawat tempur prototipe KF-21 Boramae 005, yang semula dijadwalkan untuk dikirim ke Indonesia, kini dialihkan ke Angkatan Udara Republik Korea (RoKAF).

KF-21 Boramae merupakan sebuah projek ambisius yang melibatkan kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia, dengan tujuan untuk mengembangkan jet tempur generasi terbaru yang mampu bersaing di panggung global.

BACA JUGA:Konsorsium Kemalak Malaysia Meluncurkan Helikopter Tempur Baru di DSA 2024

BACA JUGA:UEA Pilih J-20 China sebagai Alternatif dalam Pembelian Jet Tempur Siluman F-35 Amerika Serikat

Proyek KF-21 Boramae, yang juga dikenal dengan nama "Hawk" dalam bahasa Inggris, diawali dengan kesepakatan antara kedua negara yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap teknologi militer asing dan membangun kapabilitas pertahanan domestik yang lebih kuat.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, proyek ini mengalami turbulensi serius yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk isu ekonomi dan ketegangan politik.

Korea Selatan, yang memimpin dalam teknologi dan produksi KF-21, telah mencapai beberapa milestone penting, termasuk uji terbang dan validasi teknis.

BACA JUGA:Revolusi Pertahanan Malaysia dalam Kendaraan Lapis Baja

BACA JUGA:Korea Selatan Pertimbangkan Proposal dari Indonesia Tentang Pengurangan Biaya Proyek KF-21 Boramae

Di sisi lain, Indonesia, sebagai partner kunci dalam program ini, terhambat oleh kesulitan ekonomi yang mendalam, yang berakibat pada penundaan pembayaran yang signifikan.

Pembayaran ini sangat kritikal karena dana tersebut digunakan untuk mendanai tahapan pengembangan lebih lanjut dan produksi pesawat.

Tahun ini, situasi menjadi lebih rumit ketika terungkap bahwa beberapa insinyur dari Indonesia diduga terlibat dalam kasus spionase industri, di mana mereka mencuri informasi rahasia terkait teknologi KF-21.

BACA JUGA:Tepis Misinterpretasi, Kemhan RI Klarifikasi Isu Pembayaran dalam Proyek Jet Tempur KF-21

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: