“Berubah atau Punah”, Slogan atau Ancaman?

“Berubah atau Punah”, Slogan atau Ancaman?

Berubah atau Punah-Foto: Andi F-

Oleh Andi F

Aktivis Jaringan Rakyat

SEJAK beberapa bulan terakhir, di beberapa sudut unit operasional PTPN I Regional 7, baik di Lampung, Sumsel, maupun di Bengkulu terpampang satu plang berbahan vinil bertulis; “Berubah atau Punah”.

Tulisan besar dengan dua kata utama itu lugas, tegas, dan berisi.

Tak pelak, beberapa pejabat yang bertamu atau sekadar melintas pun berkomentar kagum. Bahkan, seorang petinggi perusahaan memuji kalimat singkat ini di forum besar.

Menarik untuk membahas makna dari kata-kata tersebut, terlebih jika menyandingkan dengan beberapa peristiwa empirik Bangsa Indonesia.

BACA JUGA:Sengketa Lahan PTPN : Tahun Politik dan Eksploitasi Isu

BACA JUGA:Klarifikasi: Video Uang Baru Pecahan 1.0 Viral di Medsos, Ternyata Hoaks!

Kalimat padat itu seirama dan sepadan dengan heroika para pejuang kemerdekaan bangsa yang amat kita kenal “Merdeka atau Mati!”.

Ada juga dua kalimat kontradiktif dalam Bahasa Inggris yang kita kenal, yakni “Now or Never”, sekarang atau tidak sama sekali.

Kalimat “Merdeka atau Mati!” lahir ketika para pejuang kemerdekaan Bangsa sedang menyuntikan nilai heroik nasionalisme untuk berani melawan.

Dalam konteks masa, tentu saja slogan itu lahir karena Bangsa Indonesia sedang dalam keadaan terjajah.

BACA JUGA: Massage Efflurage Meredakan Rasa Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri

BACA JUGA:Konflik Lahan Perkebunan BUMN, Ancaman Kedaulatan Negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: