Tunjang Mercon: Mengungkap Tradisi dan Risiko dari Penggunaan Petasan di Indonesia

Suara gemuruh petasan menyemarakkan perayaan, tetapi ingat, keselamatan harus tetap menjadi prioritas.-Foto: instagram@remboelansoulfood-
PALPOS.ID - Menjelang perayaan besar seperti Tahun Baru, Lebaran, atau bahkan perayaan-perayaan tradisional lainnya, suara gemuruh petasan atau mercon sering kali memenuhi udara di Indonesia.
Mercon menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai perayaan di tanah air, tetapi tahukah Anda bahwa penggunaan petasan atau mercon ini juga membawa risiko yang cukup besar? Salah satu jenis mercon yang cukup terkenal di Indonesia adalah “Tunjang Mercon,” sebuah jenis petasan yang dikenal karena ledakannya yang keras dan dramatis.
Namun, meskipun meriah, tradisi ini seringkali menuai kritik terkait bahaya yang ditimbulkan.
Sejarah dan Makna Tradisional Tunjang Mercon
BACA JUGA:Kepiting Saus Padang : Sensasi Kuliner Laut yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Udang Sambel : Hidangan Pedas yang Memikat Selera
Tunjang Mercon sebenarnya memiliki akar dalam budaya Indonesia yang sangat terkait dengan berbagai perayaan tradisional, terutama dalam konteks ritual atau acara yang dianggap penting.
Salah satu daerah yang paling dikenal dengan penggunaan mercon adalah Jawa.
Di sana, petasan sering digunakan untuk menyambut tahun baru, Hari Raya Idul Fitri, dan berbagai acara keagamaan lainnya.
Tunjang Mercon, yang sering kali merupakan petasan dengan daya ledak yang sangat besar, dipercaya memiliki fungsi untuk mengusir roh jahat atau gangguan selama perayaan.
BACA JUGA:Cumi Oseng : Sensasi Pedas dan Gurih yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Nasi Bebek : Kuliner Legendaris yang Menggugah Selera
Penggunaan mercon ini memang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi sudah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Namun, dengan seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mulai mengkritisi cara penggunaannya karena potensi bahaya yang sangat tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: