Permainan Anak Tradisional "Gobag Sodor", Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal di Era Digital
Permainan Gobag Sodor--
PALEMBANG, PALPOS.ID - Permainan anak tradisional "Gobag Sodor" yang sudah hampir dilupakan kini mendapatkan perhatian baru di tengah gempuran permainan digital modern.
Seiring dengan semakin minimnya eksposur terhadap permainan tradisional, upaya untuk menghidupkan kembali permainan khas daerah ini terus dilakukan oleh para pemangku budaya dan komunitas lokal.
Gobag Sodor: Permainan Klasik yang Mengasah Kreativitas dan Kerjasama.
BACA JUGA:Permainan Anak Tradisional
"Gobag Sodor" merupakan permainan yang biasanya dimainkan oleh anak-anak di lingkungan desa. Permainan ini melibatkan beberapa pemain yang saling berhadapan dalam formasi lingkaran.
Tujuan dari permainan ini adalah melemparkan bola kecil dari pemain satu ke pemain lainnya, sambil mencoba menghindari bola yang dilemparkan oleh pemain lain.
Pemain yang terkena bola dianggap kalah, dan permainan berlanjut hingga hanya satu pemain yang tersisa.
BACA JUGA:Revitalisasi Mainan Tradisional
Permainan ini tidak hanya mengandalkan kelincahan fisik, tetapi juga strategi, kreativitas, dan kerjasama.
Anak-anak harus bekerja sama dalam mempertahankan bola, mengatur serangan, dan menghindari bola yang datang dengan cepat. Selain itu, permainan ini juga mendorong interaksi sosial dan pembentukan ikatan antar pemain.
Menghidupkan Kembali Warisan Budaya Melalui Permainan.
BACA JUGA:Benteng Mainan Tradisional Indonesia, Mempertahankan Warisan Budaya
Sayangnya, dengan kemajuan teknologi dan maraknya permainan digital, permainan tradisional seperti "Gobag Sodor" cenderung terpinggirkan. Namun, beberapa komunitas lokal dan pemangku budaya telah mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali permainan ini sebagai bagian penting dari warisan budaya mereka.
Beberapa langkah yang telah diambil untuk menghidupkan kembali "Gobag Sodor" antara lain:
1.Komunitas lokal menyelenggarakan pelatihan dan workshop untuk mengajarkan anak-anak tentang permainan tradisional ini. Mereka belajar aturan permainan, teknik, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.Acara-acara pementasan "Gobag Sodor" dan pertandingan antar-komunitas diadakan untuk merayakan permainan ini. Ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membangkitkan rasa kebersamaan dan kebanggaan akan budaya lokal.
3.Beberapa sekolah telah memasukkan "Gobag Sodor" dalam kurikulum olahraga mereka. Ini membantu memperkenalkan permainan ini kepada generasi muda yang mungkin tidak memiliki akses ke lingkungan tradisional.
4.Menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, video tutorial, dan cerita seputar permainan "Gobag Sodor". Ini membantu menjangkau khalayak yang lebih luas, termasuk generasi digital.
Menghadapi Tantangan di Era Digital.
Meskipun usaha untuk menghidupkan kembali "Gobag Sodor" sangat penting, namun ada tantangan yang perlu diatasi.
Pengaruh permainan digital yang adiktif dan kemudahan aksesnya membuat perhatian anak-anak semakin teralihkan dari permainan tradisional.
Oleh karena itu, pendekatan yang kreatif dan inklusif diperlukan untuk memastikan bahwa permainan seperti "Gobag Sodor" tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.
Revitalisasi permainan anak tradisional seperti "Gobag Sodor" bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang mewariskan nilai-nilai dan kearifan lokal kepada generasi mendatang.
Dengan usaha kolektif dari komunitas, sekolah, dan pihak berkepentingan lainnya, permainan ini memiliki potensi untuk tetap hidup dan berkembang di tengah arus digital yang terus bergerak maju.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: