Sementara itu, korban pengeroyokan Katada (33) menceritakan, saat kejadian ia dari temannya pulang dari divisi kebun dengan tujuan kantor perusahaan.
Lalu saat menuju kantor korban bertemu dengan rombongan tersangka yang berjumlah 5 orang di jalan dengan posisi korban duluan dan temannya di belakangan.
"Dari 5 orang itu, 4 langsung menghadang motor saya dan langsung memukul pada bagian wajah terutama di pelipis mata kanan, hingga motor saya terbalik dan kunci kontak diambil oleh para pelaku," jelas Katada.
Tidak hanya itu ia juga dipukul dengan helm, dengan radio dan ditendang bagian perut hingga tersungkur. "Mereka juga sempat berusaha membakar motor saya tapi apinya tidak menyala. Setelah pengeroyokan itu selain mengalami luka dan memar saya juga sempat muntah-muntah," bebernya.
Hal yang sama juga diceritakan oleh Donal Manurung, saksi yang saat itu juga bersama korban. "Saat tiba di lokasi saya melihat teman saya dikeroyok dan posisinya sudah terkapar. Saya sempat bertanya mengenai kejadian, tapi tersangka atas nama Paku ini langsung berbalik badan kemudian menarik helm saya hingga terlepas dan memukulkan ke kepala saya," ujarnya.
Lalu, sambung Donal, Paku dan kawan-kawannya berusaha ingin melakukan pemukulan kedua terhadapnya. "Karena posisi saya masih di atas motor dan motornya masih menyala, saya langsung tancap gas menuju kantor untuk melaporkan kejadian itu. Kemudian para pelaku langsung kabur hingga saat kami kembali ke lokasi kejadian hanya ada Takada dengan posisi terkapar di tanah," pungkasnya.
Sementara dari pangkuan Paku, selama menjadi DPO ini sempat berpindah-pindah lokasi persembunyian. "Bahkan sempat sembunyi di Dawas sebelum akhirnya ditangkap," katanya.(*)