LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Apriyan (penadah motor), pemilik bengkel di Bengkulu Utara, terseret kasus pembunuhan Samsudin alias Untary alias Tary, pemilik salon di RT 01, Kelurahan Prumnas Rahma, Kecamatan Lubuklinggau Selatan I, Kota Lubuklinggau.
Pasalnya pemuda berambut gondrong ini, telah membeli motor Scoopy warna biru putih Nomor Polisi BG 6509 HP, hasil jarahan Maryanto alias Yan (27), yang menjadi tersangka pembunuh Tary. Akibatnya warga Bengkulu ini harus terseret ke masalah hukum.
Hal itu terungkap dalam Pres Release yang dilakukan Polres Lubuklinggau, Jumat (2/9).
Kapolres Lubuklinggau AKBP Harissandi, didampingi Wakapolres Kompol MP Nasution, Kasat Reskrim Robi Sugara dan jajarannya menjelaskan, bahwa sebelum meringkus tersangka Maryanto alias Yan, anggota terlebih dahulu menemukan Apriyan yang membeli motor milik korban dari tersangka Yan. Dari keterangan Apriyan (penadah) inilah diketahui jika tersangka kabur ke Padang.
Sementara itu, Apriyan mengaku membeli sepeda motor dari tersangka, karena tersangka mengaku motor itu milik kakaknya. "Aku tidak tahu masalahnya, aku mau beli motor itu karena katanya itu motor kakaknya sendiri," ungkap Apriyan, saat diintrogasi Kapolres.
Apriyan mengaku membeli motor tersebut dari tersangka seharga Rp1,5 juta. Saat itu tersangka mengaku mau merantau ke Padang dan butuh uang untuk modal. "Karena ada STNK nya dan dia mengaku motor itu milik kakak nya sendiri makanya saya mau beli," ujar Apriyan.
Apriyan sendiri tidak menyangka gara-gara membeli motor yang suratnya hanya STNK atau dikenal dengan istilah surat sebelah itu bakal berbuntut panjang. Terlebih lagi, sebelumnya dia susah memastikan kepada tersangka bahwa motor itu bukan hasil curian. "Ditempat kami biasa orang beli motor dengan surat STNK saja, itu biasa dipakai untuk ke kebun," ungkap Apriyan.
Bahkan menurutnya, dia saja sering membeli motor yang hanya ada STNK tanpa BPKB. Motor-motor surat sebelah seperti itu biasa digunakan orang-orang di daerahnya untuk ke kebun.