MUARA ENIM, PALPOS.ID - Sebanyak 3.500 orang dari Pondok Pesantren dan Madrasah se-Kabupaten Muara Enim, mengikuti Upacara Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Muara Enim dalam rangka menyongsong satu abad (100 th) Nahdlatul Ulama (NU) di Lapangan Merdeka, Kota Muara Enim, Sabtu (22/10).
Upacara Peringatan Hari Santri Nasional itu, dipimpin Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muara Enim, H Riswandar SH MH.
Tutur hadir Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Liono Basuki BSc, Kasdim Mayor CHB Jauhari, Wakapolres Muara Enim Kompol Indarmawan SH MSi, Kasi Intel M Ridho SH, Wakil Ketua Pengadilan Negeri Joni Mauludin Saputra, Ketua Pengadilan Agama Suspawati SAg, Kepala Kantor Kemenag Drs H Azhari Rahardi MSi, Staf Ahli, Ketu PCNU Muara Enim Gus Ahmad Mujtaba, para kyai, alim ulama, tokoh agama, ormas dan tokoh masyarakat serta penasihat NU Muara Enim sekaligus Pimpinan Ponpes Al-Haromain Semende KH M Dainawi Gerentam Bumi.
Usai membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia, Pj Sekda mengajak seluruh santri di Kabupaten Muara Enim untuk selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
“Ketika Indonesia memanggil, santri dengan berbagai latar belakangnya harus siap sedia mendharmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara, begitu juga saya dan untuk semua lapisan masyarakat di Bumi Serasan Sekundang ini. Karena, menjaga martabat kemanusiaan atau hifdzunnafs adalah salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqashid al-syariah),” kata Pj Sekda.
Lanjutnya, tidak ada satu pun agama yang menyuruh pemeluknya untuk melakukan tindakan yang merusak harkat dan martabat manusia. Sebagai insan yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, kata dia, santri selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Santri senantiasa berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk. Bagi santri, menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Pj Sekda menegaskan, Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan.