“Dengan adanya pelatihan ini, kata Bhakti, peserta bisa memiliki bekal ilmu, dalam menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan dapat memulihkan serta mengembangkan fungsi sosialnya supaya mendapat kehidupan yang lebih layak dan mandiri,” harap Bhakti.
Peserta yang hadir, lanjutnya, sebayak 25 peserta yang berasal dari 6 kecamatan yaitu, Sungai Rotan 9 orang, Gelumbang 1 orang, Lawang Kidul 1 orang, Muara Enim 7 orang, Ujan Mas 1 orang dan Gunung Megang 6 orang, dengan rincian terdiri dari 15 orang disabilitas, 9 lansia dan 1 orang anak terlantar.
“Peserta nantinya akan mendapatkan paket perlengkapan budidaya lele yang terdiri dari 1 unit kolam terpal, 1000 ekor benih Lele, 60 kilogram pakan lanjutan ikan, 20 kilogram pakan statrer ikan,” terangnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari keluarga disabilitas warga Desa Perjito, Kecamatan Gunung Megang Mukriadi (43), mengatakan dirinya kurang lebih selama 2 tahun ini menabah karet. Kemudian mendapatkan informasi mengenai adanya pelatihan budidaya ikan lele dari pemerintah desa.
Akhirnya, sambung Mukriadi yang mengalami kecelakaan pada 2005 lalu yang mengharuskan dirinya berjalan dengan dua tongkat ini, tertarik untuk mengikuti pelatihan sebagai upaya merubah nasib dan meningkatkan ekonomi keluarga.
Rencananya, dirinya dengan pelatihan ini akan membuat kolam lele di halaman rumah. Adanya peternakan lele tentunya akan sangat membantu dan tidak harus bersusah payah menabah karet dan melakukan berbagai pekerjaan serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Saat ini saya telah dikaruniai tiga orang anak yang harus saya biayai dan bimbing, dengan adanya pelatihan budidaya lele dengan metode GWS ini saya berharap bisa sukses dan terus dibantu, baik modal, pemeliharaan dan pemasarannya nanti sehingga budidaya ikan lelenya terus maju,” pungkasnya. (*)