“Rencananya, nanti di lantai bawah ini ada 5 ruang. Sedangkan lantai atas itu lebih ke tradisi," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal didampingi Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Sri Suryani SIP.
Di lantai 2, ada adat pernikahan Palembang mulai dari pelaminan, kamar pengantin dan baju pengantin Palembang.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Daerah yang Tempat Wisatanya Keren. Nomor 2 Kota Sejuta Kenangan
“Alhamdulillah, sekarang pengunjung ke museum ini sudah makin banyak. Bahkan, saat liburan ini sudah ada 50 sampai 100 orang sehari,” ujar dia.
Untuk masuk ke museum ini, biaya tiketnya juga murah. Diantaranya, pelajar Rp 1.000, mahasiswa Rp 2.000, umum Rp 5.000 dan mancanegara Rp 20.000.
“Untuk pembayarannya menggunakan non tunai dengan QRIS,” ujar dia.
Untuk diketahui, lokasi museum ini awalnya adalah lokasi Kuta Lama, istana tua Sultan Mahmud Badaruddin (1724-1758).
BACA JUGA:Butuh Refreshing, Yuk Coba Camping di Palem Raya Ogan Ilir
Setelah penghapusan Kesultanan Palembang, istana Kuta Lama dihancurkan oleh pemerintah kolonial Inggris pada 7 Oktober 1823.
Segera setelah pembongkaran Kuta Lama, pada tahun 1823 sebuah gedung baru dibangun di atas reruntuhannya.
Bangunan pertama selesai pada tahun 1824 dan diberi nama Gedung Siput.
Belakangan sebuah bangunan kembali dibangun dalam gedung yang saat ini berdiri di situs tersebut.
BACA JUGA:7 Tips Liburan Bersama Keluarga agar Hemat, Tak Perlu Keluar Negeri...
Bangunan baru adalah bangunan batu dua lantai yang dibangun dengan gaya yang memadukan gaya Eropa dengan arsitektur tropis Hindia, berfokus pada gaya rumah bari.
Pada tahun 1825 gedung itu digunakan sebagai kantor untuk residen colonial. Pada tahun 1920 an bangunan tersebut direnovasi dengan penambahan lebih banyak kaca. (*)