PALEMBANG,PALPOS.ID- Tahukah anda ternyata pasukan Angkatan Laut Uni Sovyet membantu Indonesia melawan Belanda ketika Indonesia melawan Belanda memperebutkan Irian Barat.
Para prajurit Uni Sovyet menyamar sebagai sukarelawan di kapal-kapal selam milik ALRI. Pada tahun 1960 ketika kapal perang milik kerajaan Belanda HNMLS Karel Doorman memasuki perairan Holandia Barat atau sebutan Belanda untuk Papua untuk memperkuat pertahanan laut Belanda di Papua Barat.
Secara terbuka Belanda memamerkan Kapal perang tersebut sebagai kekuatannya di wilayah Indonesia. Tentunya hal tersebut membuat Presiden Pertama Indonesia soekarno marah karena merasa tertantang dengan sikap Belanda.
Presiden Soekarno langsung mengambil sikap memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda dan menarik pulang para diplomat Indonesia begitu pula sebaliknya diplomat Belanda ditarik pulang dari Indonesia akibat hubungan yang kian memanas.
BACA JUGA:Waw, Ramalan Hard Gumay Presiden 2024 Nama Ada 3 Suku Kata, Orangnya Tegas. Siapa Yaa….
Presiden Soekarno pun memerintahkan Mentri Pertahanan dan Keamanan A.H. Nasition untuk membeli alutsista dari Uni Sovyet untuk memperkuat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan melancarkan Operasi Trikora.
Pada waktu itu Indonesia membeli kapal selam canggih kelas Whiskey dari 6 unit kapal selam menjadi 12 unit kapal selam. Namun penambahan kapal selam tersebut Indonesia kekurangan personil dalam menjalankan kapal selam canggih tersebut.
BACA JUGA:Siapkan Diri Anda CPNS 2023 Segera Dibuka Ini Formasi yang Dibutuhkan
Tanpa kekurangan akal Pemerintah Indonesia mengundang para kru yang berjumlah ratusan dari Uni Sovyet untuk menjadi sukarelawan membatu Indonesia dalam melaksanakan tugas membebaskan Irian Barat (sekarang Papua). Lagi-lagi Kremlun bersedia membantu Indonesia.
Ada 300 prajurit Uni Sovyet berada di Surabaya mengoperasikan 6 unit kapal selam canggih Sovyet yang dibeli Indonesia untuk memperkuat 6 unit armada kapal selam Indonesia.
Selama di Indonesia para prajurit Uni Sovyet ini benar-benar sukarelawan yang siap mengorbankan nyawa serta mereka bertugas tampa ada tanda pangkat dan jabatan. Mereka bertugas memang untuk membantu Indonesia. Mereka bukan hanya bertindak sebagai insteuktur namun mereka aktif menjalankan patroli maritim di perairan Indonesia.
Kehidupan mereka sehari-hari di tanggung oleh Pemerintah Indonesia dan sikap para prajurit Uni Sovyet jauh dari sikap arogan, namun mereka sangat tegas dan disiplin dalam menjalankan tugas mereka.*