MUARA ENIM, PALPOS.ID - Sejumlah petani Cabai Setan di Desa Lubuk Empelas Kecamatan Muara Enim, menjerit. Betapa sebagian tanaman Cabai mereka terserang penyakit antraknosa.
Adanya penyakit antraknosa tersebut diduga karena curah hujan yang tinggi serta area kebun yang tidak berjauhan dengan persawahan, sehingga kelembaban udara berlebih yang mengakibatkan tanaman Cabai terserang jamur dan membusuk.
Salah satu petani Cabai Setan, Irham (45) mengatakan sudah kurang lebih satu bulan, dirinya mendapati adanya jamur atau penyakit antraknosa yang menyerang tanaman cabai sehingga berdampak sebagian cabai membusuk dan perlahan mati.
Perubahan cuaca yang tidak menentu, kata dia, serta hujan yang turun cukup deras dengan durasi yang lama sehingga tanaman cabai dan tekstur tanah menjadi lembab yang memunculkan jamur pada buah cabai.
"Adanya penyakit antraknosa ini mengakibatkan sebagian tanaman cabai membusuk sehingga hasil panen petani cabai menurun drastis. Antraknosa ini kalau dibiarkan bisa menyerang seluruh tanaman Cabai," terang Irham saat disambangi awak media, Rabu (18/1).
Diakuinya, tanaman cabai miliknya kurang lebih berusia sekitar 1 tahun. sejauh ini, sambung Irham, tamanam cabai tersebut memasuki panen ke-9, namun karena keberadaan penyakit antraknosa itu hasil panennya menurun, karena beberapa tanaman cabai miliknya telah mati dan tidak tertolong.
Dikatakan Irham untuk penyemprotan saat ini diberhentikan dahulu, menimbang penyebaran antraknosa yang begitu cepat. Selama ini tanaman cabai miliknya tidak pernah mengalami penurunan hasil panen, sejak diserang antraknosa inilah hasil panen terasa sangat menyusut.
"Ini sudah panen ke 9 setiap panen pasti meningkat, dari awal 15 kg hingga 150 kg tiap kali panen. Saat ini terasa sangat menyusut, mungkin akan dipangkas dan tanam ulang agar antraknosa ini tidak menyebar," katanya.
Untuk harga cabai tidak menentu sesuai harga pasar, saat ini agen Rp37 ribu per kilogram. "Kalau hasil panen sedikit, itulah yang kita jual ke agen. Pokoknya sesuai hasil panen dengan harga mengikuti pasar," ujarnya.
Adanya serangan penyakit antraknosa ini, dirinya berharap pemerintah setempat melalui dinas terkait, untuk bisa mencarikan solusi terkait penyebaran antraknosa ini. "Kami berharap ada solusi sehingga petani tidak yerlalu merugi karena keberadaan penyakit tersebut, selama ini kami belum pernah melaporkan permasalahan antraknosa ini kepada pemerintah," pungkasnya.
Diserang Antraknosa, Petani Cabai Setan Menjerit
Rabu 18-01-2023,21:25 WIB
Editor : Efri
Kategori :