Rasa dari kue tersebut manis dengan tekstur lebih kering daripada kue bolu peca asal Makassar.
5. Bukit Cempalagi
Bukit Cempalagi berada di pesisir Teluk Bone, Desa Mallari, Kecamatan Awangpone.
Menurut sejarah, Raja Bone ke-15, Arung Palakka mengucapkan sumpah untuk membebaskan rakyat Bone dan Bugis dari ketertindasan daerah lainnya.
Sumpah tersebut diucapkannya sebelum melakukan perjalanan panjang ke Kerajaan Buton, yang dilanjutkan perjalanan ke Batavia hingga ke Pariaman, Sumatera Barat.
Perjalanan ini terjadi pada abad ke-17 ketika Arung Palakka dan pengikutnya dikejar oleh pasukan Kerajaan Gowa.
Karena itu, Bone juga dikenal dengan sebutan Bumi Arung Palakka.
Ia memimpin kerajaannya merdeka dari Kesultanan Gowa pada 1666 saat masih bergelar pangeran.
Arung Palakka bekerja sama dengan Belanda untuk melawan Sultan Hasanuddin merebut Makassar.
Kerajaan Bone dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berdiri pada 1330 Masehi.
Pada masa pemerintahannya di abad ke-17, Kerajaan Bone mencapai puncak kejayaannya.
6. Rumah Adat Bola Soba
Rumah Adat Bola Soba terletak di Kecamatan Watampone.
Dalam Bahasa Indonesia, rumah itu berarti rumah besar atau rumah persahabatan (dalam bahasa Bugis Sao Madduppa to Pole).
Bangunan ini berdiri pada masa pemerintahan La Pawawoi Karaeng Sigeri, Raja ke-31 Bone (1895-1905).
Mulanya, bangunan ini difungsikan sebagai tempat tinggal raja sehingga disebut sebagai Saoraja. Kemudian, putranya, Baso Pangilingi Abdul Hamid yang diangkat menjadi Petta Ponggawae (panglima perang) menempati rumah itu.