Potensi alam yang melimpah di Papua ini tidak hanya menjadi faktor penggerak ekonomi lokal.
Akan tetapi dapat menjadi sumber konflik yang berkelanjutan di Bumi Cendrawasih.
Pemekaran wilayah ini juga membawa perubahan pada peta potensi masing-masing provinsi.
Pulau Papua yang dikenal dengan kekayaan bawah tanahnya berupa pertambangan harus mengubah citranya pascapemekaran.
Papua memiliki potensi ekonomi yang banyak ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Kontribusi sektor-sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing wilayah berkisar antara 15 hingga 20 persen.
Potensi pertanian ini dapat mengubah citra ekonomi lokal Provinsi Papua pasca pemekaran.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Papua merupakan peluang.
Sektor ini dapat menjadi kantong penyerap tenaga kerja.
Data BPS tahun 2022 menunjukkan bahwa pada Agustus 2022, lapangan usaha ini menyerap 71,49 persen dari seluruh penduduk yang bekerja di Papua.
Potensi pertanian, kehutanan, dan perikanan di Papua dapat menjadi solusi jitu pengentasan kemiskinan.
Meski upaya pengentasan kemiskinan telah dilakukan, progresnya berjalan lambat.
10 tahun terakhir tercatat penurunan tingkat kemiskinan di Papua tidak mencapai angka 5 persen.
Dengan pemekaran DOB, rebranding potensi lokal Papua dari pertambangan ke pertanian menjadi strategi yang tepat mengentaskan kemiskinan.
Berikut potensi 4 provinsi baru di Papua hasil pemekaran :
1. Provinsi Papua Selatan