Dibalik Tradisi Sedekah Bumi, Ada Sejarah Terbentuknya Desa M Sitiharjo. Berikut Nama-Nama Pemimpinnya

Senin 14-08-2023,18:56 WIB
Reporter : Yati
Editor : Romi

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID -M Sitiharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Desa yang awalnya merupakan daerah transmigrasi ini resmi menjadi Desa M Sitiharjo pada tahun 1940.

Sejarah terbentuknya Desa M Sitiharjo ini setiap tahunnya selalu diperingati oleh masyarakat setempat dengan melakukan tradisi adat 'Sedekah Bumi' sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

BACA JUGA:Menjelang Pemilu APK Betebaran Dimana-Mana, Ini Kata Pengamat Sospol

Dalam rangkaian acara sedekah bumi itu sejarah terbentuknya Desa M Sitiharjo kembali diangkat untuk mengenang terbentuknya daerah transmigrasi asal Jawa Timur ini. Tujuannya tentu saja agar masyarakat tidak melupakan asal muasal terbentuknya Desa M Sitiharjo.

Kali ini sejarah Desa M Sitiharjo diulas kembali oleh lembaga adat yang disampaikan oleh Nurasyim, dalam rangkaianacara 'Sedekah Bumi' yang dilaksanakan Minggu 13 Agustus 2023.

Diceritakan Nurasyim, terbentuknya Desa M Sitiharjo berawal pada tahun 1939 M, berangkatlah transmigrasi dari daerah karesidenan Banyumas tepatnya di Kecamatan Kebasen, yang berjumlah 100 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari beberapa desa yaitu, Desa Mandirancan, Desa Gambarsari, Desa Bentul, Desa Sawangan, dan Desa Karangjati.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, Kota Lubuklinggau Pilih Provinsi Sumselbar atau Musi Raya

Sebelum diberangkatkan dari Jawa unsur pemerintahannya sudah dibentuk yang terdiri dari, Lurah, Carik, Kamitua, Kayim/Mudin, Bayan/Kadus.

Transmigrasi untuk desa M.Sitiharjo dinamakan Bedul Desa. Karena transmigrasinya sudah terbentuk kepemerintahanya.

Transmigrasi menuju Lubuklinggau di tempatkan di Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo, itu pada tahun 1939.

BACA JUGA:Polres Turunkan Tim untuk Pengamanan Kejuaraan Offroad Racing Adventure Dandim 0406 Lubuklinggau

Selanjutnya, mereka membuka hutan/tebang alas yang tepatnya di Desa M Sitiharjo sekarang ini. Pada waktu itu menginapnya di Desa E Wonokerto.

"Satu tahun kemudian, lanjutnya, lahirlah Desa M Sitiharjo, dengan jumlah 100 KK yang dipimpin seorang Lurah Bapak Singa Nakate, Carik Bapak Kartadiharja, Kamitua Bapak Sastro, Kasyim Bapak Mat Raji, Bayan Bapak Singaraja dan seorang Tenaga Kesehatan Bapak Tarmizi," jelas Nurasyim.

Pada tahun 1940 tepatnya hari Sabtu Pahing bulan Muharrom ( suro) 1358 H Desa M Sitiharjo menjadi desa secara mutlak. "Setahun kemudian datang transmgrasi sisipan yang berjumlah 13 KK berasal dari Solo jawa tengah tepatnya daerah daerah Boyolali pada tahun 1941," ungkap Nurasyim.

Masa kepemimpinan  Singawikarta sebagai lurah saat itu  berlangsung mulai tahun 1940 sampai dengan tahun 1957.

Nama-nama lurah/kades selanjutnya pasca kepemimpinan Singawikarta, Dilanjutkan Singowirejo, pejabat kedua (1957-1959)

Kades ke-3 Wongso Pawiro (1959-1960). Kades ke-4 Suwarjo  (1961-1971).  Kades ke-5 M Muksin (1971-1980).

Kemudian kades ke-6 Suparjan (1980-1984). Kades ke-7 Misman (1984-1993). Kades ke-8 Tarnyo ke  (1993-2003). Kades ke-9 Darmanto (2003-2008), Kades ke-10  Hasan (2008-2015).

Kades ke-11 Karwin (2014-2015) yang hanya memimpin 6 bulan saja. Kades ke-12 Darmanto yang memimpin dua periode (2015-2021). Kemudian PJ Kades Sukamto, yang memimpin hanya 3 bulan saja yakni April, Mei, Juni 2021.

"Terakhir Kades yang memimpin M Sitiharjo sejak 2021 hingga sekarang adalah bapak Wiyono," ujar Nurasyim.

Sementara itu, dalam rangkaian peringatan hari jadi Desa M Sitiharjo ke-83 tahun dan menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-78 tahun, warga bukan saja menggelar 'Sedekah Bumi' bersama-sama.  Namun dalam rangkaian acara tersebut juga diisi dengan kegiatan sosial yakni khitanan masal yang dilakukan secara gratis bagi warga setempat. *

Kategori :