SUMATERA SELATAN, PALPOS. ID - Sejak lima tahun terakhir, PTPN III Holding terus melakukan replanting (tanam ulang) kelapa sawit. Pada tahun 2023, Induk Usaha Perkebunan yang membawahkan 14 PTPN se-Indonesia ini memasang taget tanaman baru seluas 33 ribu hektare.
Angka ini akan terus dipacu setiap tahun sehingga secara keseluruhan PTPN Group akan mengelola satu juta hektare kebun kelapa sawit. Target ini untuk mewujudkan tagline “PTPN Emas 2045” bersanding dengan program “Indonesia Emas 2045”.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Holding saat memberi pengarahan kepada peserta Pelatihan Pembibitan, Reflanting dan TBM di PTPN VII Unit Sungai Lengi, Muara Enim, Sumsel, Selasa (7/11/23).
BACA JUGA:Karyawan Kanhub PTPN VII Sumsel Salurkan Bantuan ke Anak Yatim
Mahmudi mengatakan, semua kebijakan transformatif yang dijalankan PTPN Holding saat ini adalah dalam upaya menyeleraskan visi Nasional Indonesia Emas 2045.
Mahmudi membuka acara yang akan berlangsung selama empat hari itu secara daring. Sedangkan yang hadir secara offline, Kepala Divisi Tanaman Sawit dan Karet PTPN Holding Desmanto, SEVP Operation 1 PTPN VII Budi Susilo, dan beberapa pejabat lain. Manajer PTPN VII Unit Sungai Lengi Budi Santoso bersama tim menjadi tuan rumah.
Pelatihan yang diikuti 25 peserta dari PTPN V, PTPN VI, dan PTPN VII itu difasilitasi oleh LPP Agro Nusantara. Training khusus ini digelar di PTPN VII Unit Sungai Lengi karena unit ini sedang dalam proses replanting kelapa sawit seluas lebih dari 1.700 hektare. Proses replanting di Unit ini dimulai dari pembibitan hingga penanaman.
BACA JUGA:PTPN VII Pagaralam Segera Fokus ke Green Tea
Mahmudi mengatakan, kelapa sawit adalah salah satu komoditas utama PTPN Group di masa depan. Target yang ingin dicapai, PTPN akan menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia dengan luas lahan hingga satu juta hektare.
“Ekstraksi dari visi-misi kita (PTPN III Holding) adalah menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia. Artinya, kita harus menjadi yang terbesar dan terbaik di Indonesia. Kelapa sawit dan gula adalah komoditas utama kita yang akan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional dan dunia,” kata pria kelahiran Klaten berumur 44 tahun itu.
Tentang pelatihan kultur teknis yang diselengarakan, Mahmudi mewanti-wanti kepada semua peserta untuk mengikuti dan mencermati setiap detail pelatihan. Ia menyebut, pijakan utama dan sangat krusial dalam industri perkebunan adalah kultur teknis budi daya. Secara rigid dia mengkalkulasi prosentase keberhasilan pada bisnis agro ini dengan menempatkan investasi tanaman sebagai pilar utama.
BACA JUGA:HUT ke-25 Kementerian BUMN, PTPN VII Antusias Semarakkan Jalan Sehat
“Di bisnis atau industri agro itu, kuncinya di kultur teknis budi daya. Sebab, perputaran roda industri ini ditentukan oleh bahan baku yang kita semai. Jika kita gagal atau salah kelola kultur teknis, semua rantai operasional produksi akan mandek. Maka, bapak-ibu semua adalah pemegang kunci-kunci strategis itu,” kata dia.
Mahmudi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasional Tanaman Tahunan PTPN III Holding ini menambahkan, apa yang dilakukan para planters hari ini baru akan terlihat hasilnya lima tahun ke depan. Setelah lima tahun itu, kata dia, baru diketahui kualitas kerja yang telah dilakukan dan akan menentukan perjalanan perusahaan selama 20—30 tahun ke depan.
“Aspek kultur teknis ini menjadi aspek investasi terbesar. Jika di kultur teknis, terutama di awal pembibitan dan perawatan baik, maka nama Anda dianggap berhasil dan akan mengalirkan rezeki bagi begitu banyak orang dan perusahaan. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, tolong perhatikan dengan seksama,” kata dia.