Mengupas lebih dalam, Pajero Mini bukan sekadar varian mungil dari Pajero biasa.
Meskipun desainnya terinspirasi dari saudara yang lebih besar, mobil ini dibangun dari platform Mitsubishi Minica, sebuah kei car yang telah eksis sejak tahun 70-an.
Keterbatasan kapasitas mesin kei car memaksa Pajero Mini mengusung mesin 660 cc, 4 silinder.
Menurut informasi dari Mitsubishi Motors, Pajero Mini dilengkapi dengan dua konfigurasi mesin: 4A30 untuk jenis mesin tanpa turbo dan 4A30T untuk mesin 660 cc dengan turbo.
Kedua konfigurasi ini hadir dengan pilihan transmisi manual dan otomatis, serta sistem penggerak 4x4, memberikan pengemudi kemampuan untuk menjelajahi berbagai medan.
Seiring berjalannya waktu, Pajero Mini melahirkan varian menarik lainnya, yakni Pajero Junior.
Diluncurkan pada bulan Oktober 1995, Pajero Junior memberikan dimensi yang sedikit lebih besar daripada Pajero Mini dan desain yang lebih maskulin.
Namun, varian ini tidak masuk dalam kategori kei car karena dimensinya yang lebih besar dari regulasi Jepang, bersama dengan mesin berkapasitas 1.094 cc.
Sayangnya, keberadaan Pajero Junior berakhir pada tahun 1998, diikuti dengan penghentian penjualan Pajero Mini oleh Mitsubishi.
Periode ini menciptakan kesan eksklusifitas yang semakin meningkatkan daya tarik Pajero Mini sebagai objek koleksi otomotif.
Tahun 1998 membawa angin segar bagi para penggemar Pajero Mini dengan munculnya generasi kedua.
Meskipun tetap setia pada kapasitas mesin 660 cc, generasi kedua ini mengadopsi desain yang sangat mirip dengan versi Pajero normal tipe Short Wheel Base (SWB).
Mesin turbo 660 cc dengan daya 64 dk memberikan performa yang cukup mengesankan, mampu melesat dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu 19.9 detik, menunjukkan bahwa meskipun mungil, Pajero Mini tetap memiliki kekuatan yang patut diacungi jempol.