b. Peninggalan Kepompong:
Kepompong yang ditinggalkan oleh serangga yang telah menetas menjadi imago dapat menjadi petunjuk bagi serangga pemangsa.
Baik itu melalui bau atau sinyal kimia, serangga pemangsa dapat dengan cepat mendeteksi keberadaan kepompong yang terbuka dan lemah.
BACA JUGA:Metamorfosis Ajaib: Menguak Misteri Histolisis pada Siklus Kehidupan Kupu-kupu
BACA JUGA:Kekuatan di Balik Keindahan: Misteri Struktur Sayap Kupu-kupu Terungkap
3. Serangga Pemangsa dan Strategi
Semut Pemangsa: Semut adalah contoh serangga pemangsa yang cerdas dan terorganisir.
Mereka dapat mengidentifikasi kepompong yang terbuka dengan cepat melalui jejak feromon atau aroma yang dihasilkan oleh kepompong tersebut. Selanjutnya, koloni semut dapat bekerja sama untuk mengeksploitasi sumber makanan ini
a. Kumbang Predator: Kumbang juga merupakan serangga pemangsa yang ahli dalam mengeksploitasi kelemahan kepompong.
Beberapa spesies kumbang memiliki rahang yang kuat dan dapat dengan mudah menembus kulit tipis kepompong untuk mengakses larva yang terlindung di dalamnya.
BACA JUGA:Krisalis: Laboratorium Magis di Dalam Pupa Kupu-kupu
BACA JUGA:Sayap Kupu-kupu: Keindahan dan Fakta Unik di Balik Setiap Goyangan
b. Perlindungan Kepompong:
Untuk melawan ancaman dari serangga pemangsa, serangga yang mengalami tahap kepompong telah berkembang dengan berbagai mekanisme perlindungan.
Misalnya, beberapa kepompong dapat menghasilkan zat kimia atau feromon yang dapat membingungkan atau bahkan membahayakan serangga pemangsa.Selain itu, evolusi telah membentuk keberagaman dalam warna dan pola pada kepompong untuk menyamar dan menghindari deteksi oleh serangga pemangsa.
Sebagian besar kepompong memiliki adaptasi yang memungkinkan mereka menyatu dengan lingkungan sekitar atau meniru benda-benda lain untuk tetap terlindungi.