Dengan keputusan Mawardi Yahya untuk meninggalkan Herman Deru dan melirik Harnojoyo, peta politik di Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami perubahan drastis.
Herman Deru, mantan gubernur Sumsel, kini dipertimbangkan untuk berpasangan dengan Joncik Muhammad, mantan bupati Empat Lawang.
Menurut analisis Pengamat Sosial dan Politik Sumsel, Bagindo Togar Butar-butar, deklarasi pasangan Mawardi Yahya-Harnojoyo telah menggerakkan dinamika politik yang signifikan.
Hal ini mendorong Deru untuk segera mencari pendamping baru, dengan salah satu kandidat yang disoroti adalah Joncik Muhammad.
BACA JUGA:Bawaslu Sumsel Tetapkan KPU Palembang dan PPK Sukarami Terbukti Melakukan Pelanggaran Administrasi
BACA JUGA:Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan: Dihadapkan dengan Pilihan Bergabung Provinsi Baru
Pilihan terhadap Joncik Muhammad dinilai sebagai upaya untuk mereplikasi koalisi saat pemilihan gubernur sebelumnya, yang melibatkan Partai Nasdem dan PAN.
Meskipun secara nasional koalisi antara kedua partai tersebut berbeda, namun dalam politik lokal, koalisi bisa bersifat kondisional.
Meskipun begitu, komposisi kursi partai di DPRD Sumsel juga menjadi pertimbangan penting.
BACA JUGA:Wacana Pemekaran Wilayah Sumatera Selatan: Kota Lubuklinggau Dalam Dilema
berdasarkan hasil pleno terbuka KPU Sumsel diketahui komposisi 75 kursi partai di DPRD Sumsel yang akan dilantik hasil Pileg 2024 lalu yakni Partai Golkar 12 kursi,
disusul Partai Gerindra 11 kursi, Partai Nasdem 10 kursi, PDIP 9 kursi, Demokrat 8 kursi, PKS 7 kursi, PKB 7 kursi, PAN 6 kursi, PPP 2 kursi, Hanura 1 kursi, Perindo 1 kursi, dan PKN 1 kursi.
"Misalnya HD-JM diusung Nasdem 10 tambah PAN 6 jumlahnya 16 kursi. Mencukupi kan. Apalagi kalau kembali ditambah Hanura.
Sedangkan MAWAR kalau diusung Gerindra 11 kursi ditambah Demokrat 8 kursi jadi 19 kursi, memenuhi juga," kata Bagindo.