NASIONAL, PALPOS.ID-Kisah seru mengenai KF-21 Boramae, pesawat tempur hasil kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia, menjadi sorotan setelah insiden kebocoran data yang mengejutkan pada bulan Januari.
Drama seperti dalam serial Korea terungkap dari upaya kebocoran yang melibatkan insinyur Indonesia di fasilitas KAI, menggugah kekhawatiran akan keamanan nasional dan keberlanjutan proyek.
Pelanggaran keamanan ini mengguncang Korea Selatan, dengan polisi yang menggerebek kantor KAI dalam pencarian bukti.
BACA JUGA:Pasukan Rusia Gagal Tangkap Tank Tempur Utama Strv 122A Ukraina, Rusia Penasaran Dengan Teknologinya
BACA JUGA:Korea Selatan Minta Indonesia Tegas Dalam Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae
Penyelidikan yang tengah berlangsung menemukan bahwa lebih dari 6.000 file telah diakses oleh insinyur tersebut, menciptakan ketegangan antara kedua negara yang terlibat.
Dengan insinyur Indonesia yang dilarang meninggalkan Korea Selatan, pertanyaan atas akar masalah dan konsekuensi hukum pun mengemuka.
Kementerian Luar Negeri Indonesia juga terlibat dalam memantau perkembangan penyelidikan ini, menegaskan komunikasi dengan Korea Selatan untuk mendapatkan klarifikasi.
BACA JUGA:Punya Teknologi Canggih Segini Harga Sukhoi SU-35 Flangker E Angkatan Udara Rusia
BACA JUGA:Pesawat Tempur KF-21 Boramae Sukses Uji Coba Pengisian Bahan Bakar di Udara
Namun, perbedaan jumlah insinyur yang terlibat menimbulkan kebingungan, menambah kompleksitas dari kisah ini.
Sementara itu, proyek KF-21 Boramae terus berjalan, dengan rencana pengujian terbang dan akuisisi badan pesawat yang telah dijadwalkan.
RoKAF berharap memasuki layanan pada tahun 2026, menandai tonggak penting dalam kerjasama pertahanan antara kedua negara.
BACA JUGA:Belanda Memilih Naval Group Prancis untuk Kapal Selam Barunya
BACA JUGA:Indonesia Kembali Galang Dana untuk Pengadaan Rudal Exocet MM40 Block 3