NASIONAL, PALPOS.ID-Pesawat tempur F-20 Tigershark, dikenal sebagai Si Hiu Macan, mencuri perhatian pada era 1984 dengan demonstrasi udara mengagumkan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Meskipun Indonesia tertarik untuk membelinya, nasibnya berkabut.
Pesawat ini, hasil pengembangan dari F-5 Tiger II, memamerkan teknologi canggihnya di berbagai pameran dunia.
BACA JUGA:Rusia Tunda Pengiriman Rudal S-400 ke Indiai Demi Prioritaskan Kebutuhan Pasukannya di Ukrania
BACA JUGA:Mengenal M3CS Milik Kopasgat TNI AU: Inovasi Terbaru dalam Komunikasi dan Pengawasan Militer
Namun, produksinya terhenti karena sulitnya penjualan, disebabkan oleh kebijakan Amerika Serikat yang enggan mengintegrasikannya dalam jajaran armadanya.
Keberhasilan penjualan terhalang oleh perdebatan politik antara Amerika Serikat, India, Taiwan, dan Arab Saudi.
Meskipun dianggap relatif murah dalam harga dan operasionalnya, pesawat ini terus terpinggirkan karena kurangnya dukungan politik.
BACA JUGA:Indonesia Pernah Alami Mimpi Buruk Akibat Embargo Senjata Oleh AS
BACA JUGA:DI Tengah Konflik Ukraina Rusia Produksi Massal Bom FAB-3000 Paling Merusak di Dunia
Meskipun demikian, Indonesia pernah menunjukkan minatnya, tetapi menunggu keputusan dari USAF sebelum memutuskan pembelian.
Sebuah dilema yang menambah drama bagi nasib Si Hiu Macan.
Tetapi, dengan kemampuannya yang luar biasa, siapakah yang akan akhirnya mengambil alih kendali atas kekuatan Si Hiu Macan?
BACA JUGA:Prancis dan Jerman Berbagi Peran untuk Membangun Tank Generasi Mendatang
BACA JUGA:Indonesia Pesan Enam Frigat Kelas FREMM dari Italia: Kerjasama Strategis PT PAL dan Fincantieri