NASIONAL, PALPOS.ID-Pada tanggal 15 April 2024, Presiden Prancis Emmanuel Macron secara resmi mengumumkan keberhasilan pasukan Prancis dalam menangkal serangan drone Iran yang mengancam Israel.
Dengan menggunakan jet tempur andalan mereka, Rafale, pasukan Prancis menjatuhkan drone yang terbang di atas Yordania dan Irak, memberikan kontribusi vital dalam pertahanan Israel.
Presiden Macron menegaskan pentingnya kerjasama internasional dalam menghadapi ancaman baru ini, sambil menekankan perlunya tindakan pencegahan untuk mencegah eskalasi konflik di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Biden Puji Pilot Pesawat Tempur F-15E jatuhkan Drone Iran Saat Menyerang Israel
BACA JUGA:Dibalik Serangan Iran: Kekuatan Militer Israel, Iran Terungkap
Serangan yang terjadi pada malam tanggal 13-14 April 2024, merupakan salah satu serangan terbesar yang dilancarkan oleh Iran terhadap Israel.
Dengan melibatkan sedikitnya 300 rudal dan drone, serangan ini menjadi sorotan internasional dan menambah ketegangan di Timur Tengah.
Namun, berkat koordinasi yang kuat antara pasukan Israel, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, serta bantuan dari sistem pertahanan udara canggih seperti Iron Dome, David's Sling, dan Arrow, Israel berhasil mencegat 99% proyektil Iran, menjaga keamanan negara mereka.
BACA JUGA:Operation Honest Promise: Iran Klaim Serangannya Berjalan Sukses Hancurkan Fasilitas Militer Israel
Sebelum mencapai targetnya di Israel, rudal-rudal tersebut melewati wilayah udara Yordania, yang dengan tegas menyatakan akan menembak jatuh setiap benda yang melanggar wilayahnya.
Meskipun Yordania berhasil menembak jatuh beberapa drone Iran, kontribusi pasukan Prancis dalam menetralisir ancaman tersebut memperkuat pertahanan udara di wilayah tersebut.
Dalam situasi yang membutuhkan respons cepat, kehadiran Rafale di pangkalan udara depan H5 di Yordania membuktikan keefektifan dan kesiapan pasukan Prancis dalam menghadapi ancaman udara.
BACA JUGA:Timur Tengah dalam Pusaran Konflik: Seberapa Besar Kekuatan Iran Untuk Melawan Israel?
BACA JUGA:Rusia Menghidupkan Kembali Pesawat Tempur Era Perang Dingin untuk Perang Modern