Para peserta juga diberikan informasi mengenai ciri-ciri aktivitas keuangan ilegal, seperti penawaran investasi dengan imbal hasil yang sangat tinggi dan tidak masuk akal, serta penggunaan taktik penipuan yang sering kali memanfaatkan kepercayaan dan ketidaktahuan masyarakat.
Mereka diajarkan untuk selalu melakukan verifikasi terhadap legalitas suatu produk atau layanan keuangan sebelum berinvestasi atau meminjam uang.
Selain itu, peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana cara melindungi data pribadi dan informasi keuangan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam era digital seperti sekarang ini, menjaga kerahasiaan data pribadi menjadi sangat penting untuk menghindari kejahatan siber yang semakin marak.
Salah satu peserta, Ibu Siti, anggota Bhayangkari, mengaku sangat terbantu dengan adanya edukasi ini.
"Kami sering kali menerima tawaran investasi yang menjanjikan keuntungan besar, tapi setelah mengikuti edukasi ini, kami jadi lebih paham bahwa tidak semua tawaran tersebut legal dan aman. Kami akan lebih berhati-hati ke depannya," ungkap Siti.
BACA JUGA:Bank Indonesia Ungkap Kinerja Ekonomi Unggul Indonesia di Tahun 2023
Senada dengan Ibu Siti, Ibu Dewi dari Persit Kartika Chandra Kirana juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini.
"Kami merasa lebih siap dan paham tentang bagaimana mengelola keuangan dengan bijak. Terima kasih kepada OJK dan semua pihak yang telah menyelenggarakan acara ini," kata Dewi.
Edukasi yang diselenggarakan oleh OJK Sumsel Babel ini merupakan langkah yang sangat penting dalam melindungi masyarakat dari aktivitas keuangan ilegal.
BACA JUGA:Hery Gunardi Dinobatkan sebagai CEO of The Year dan BSI Meraih Predikat Bank Syariah Terbaik
Dengan meningkatnya literasi digital dan literasi keuangan, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan mampu menghindari jebakan-jebakan yang ditawarkan oleh pelaku keuangan ilegal.