BACA JUGA: Tegangnya Persidangan MKRI: NasDem, PDIP, dan PPP Bertarung untuk Keadilan Pemilu
Koalisi Jumbo Bobby: Ancaman atau Peluang?
Bergabungnya PKS ke dalam koalisi pendukung Bobby Nasution menambah kekuatan koalisi ini.
Bobby kini mendapatkan dukungan dari partai-partai besar seperti Golkar, Gerindra, PAN, dan PKS, menjadikannya sebagai calon dengan dukungan politik yang sangat kuat.
Namun, PDIP percaya bahwa kekuatan elektoral bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam Pilkada.
Menurut Djarot Saiful Hidayat, masyarakat Sumut lebih memperhatikan figur calon daripada dukungan partai politik.
Ia meyakini bahwa PDIP, dengan sosok Edy Rahmayadi, mampu mengimbangi bahkan mengalahkan koalisi besar yang mendukung Bobby.
Djarot mengibaratkan pertarungan ini sebagai "semut melawan gajah," di mana Edy Rahmayadi, meskipun dengan dukungan yang lebih kecil, bisa saja memenangkan pertarungan jika didukung oleh masyarakat.
Strategi PDIP dalam Pilkada Sumut
PDIP kini tengah melakukan konsolidasi besar-besaran di Sumatera Utara. Partai ini tidak hanya mengandalkan sosok Edy Rahmayadi, tetapi juga menggalang dukungan dari berbagai elemen masyarakat.
PDIP juga aktif menjalin komunikasi dengan partai-partai lain yang belum bergabung dalam koalisi pendukung Bobby Nasution.
Tujuannya adalah membentuk koalisi tandingan yang mampu menghadirkan pilihan yang kompetitif bagi masyarakat Sumut.
Selain itu, PDIP juga fokus pada pemetaan politik dan analisis kekuatan di Sumut.
Ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua strategi kampanye yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Dengan demikian, PDIP berharap dapat memenangkan hati pemilih dan mengamankan kemenangan di Pilkada Sumut 2024.