"Ya coba lihat tanggal berapa, jam berapa, punya siapa pesawatnya, pakai dana siapa? Kalau pun itu bukan punya sendiri, kalau itu sewa, uangnya dari mana silakan dicek," ujarnya.
Bobby tampak santai dalam menanggapi sorotan media, seolah yakin bahwa semua tindakan yang dilakukan berada dalam koridor yang legal.
Meski demikian, klarifikasi ini belum sepenuhnya meredam kecurigaan publik.
Beberapa pihak masih mempertanyakan apakah benar dana yang digunakan sepenuhnya pribadi, mengingat posisi Bobby sebagai Wali Kota Medan dan menantu Presiden Jokowi.
Dampak Politik dan Sosial
Kasus ini memiliki dampak yang luas, tidak hanya secara hukum tetapi juga secara politik dan sosial.
Keterlibatan keluarga Presiden dalam dugaan gratifikasi menciptakan persepsi negatif di mata publik.
Sebagai pejabat publik, keluarga Presiden seharusnya menjadi teladan dalam menjalankan transparansi dan akuntabilitas.
Kasus ini juga berpotensi mempengaruhi citra pemerintahan Jokowi, terutama menjelang pemilihan umum mendatang.
Isu ini juga mengundang perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, aktivis antikorupsi, hingga politisi.
Beberapa pihak mendesak KPK untuk segera menyelesaikan penyelidikan ini agar tidak ada spekulasi liar yang dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat.
Di sisi lain, ada juga yang menganggap bahwa kasus ini merupakan ujian bagi KPK untuk menunjukkan keberpihakannya pada keadilan tanpa pandang bulu.
Penelusuran KPK terhadap dugaan gratifikasi jet pribadi yang melibatkan Kaesang Pangarep dan Bobby Nasution masih dalam tahap awal.
Meski begitu, kasus ini telah menjadi isu nasional yang menarik perhatian publik dan media.
Keberhasilan KPK dalam menyelesaikan kasus ini dengan transparan dan adil akan menjadi ujian penting bagi integritas lembaga antikorupsi tersebut.
Di tengah sorotan publik, KPK dituntut untuk menjalankan tugasnya tanpa intervensi dan memastikan bahwa hukum berlaku sama untuk semua orang, tanpa memandang status atau hubungan keluarga.