Kelompok Pemuda Tani Milenial kini mampu mencatatkan penghasilan rata-rata sekitar Rp3,5 juta per bulan. Ini adalah pencapaian yang luar biasa, terutama bagi para pemuda yang terlibat.
Muniruddin, selaku Ketua Kelompok Pemuda Tani Milenial, menyatakan rasa syukur atas keberhasilan yang diraih.
“Awalnya, kami hanya melihat lubang bekas galian C dan lahan semak sebagai masalah. Namun, berkat bimbingan Pertamina, kami belajar untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Kini, kami berhasil mengubah area tersebut menjadi sumber pangan dan pendapatan bagi keluarga kami,” ujar Muniruddin dengan penuh semangat.
BACA JUGA:Dukung Pemerintah Salurkan BBM Tepat Sasaran, Pertamina Patra Niaga Sosialisasikan QR Code Pertalite
BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Himbau Warga Beli di Pangkalan Resmi Bukan Pengecer
Dampak Lingkungan dan Sosial Tjahyo Nikho Indrawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, menjelaskan bahwa praktik diversifikasi lahan ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada rehabilitasi lingkungan.
“Usaha untuk merehabilitasi lubang bekas galian C dan memanfaatkannya untuk budidaya ikan serta kegiatan pertanian tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga menghasilkan manfaat ekonomi nyata,” jelas Nikho.
Program ini sejalan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 2 (Tanpa Kelaparan) dan Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Melalui pengelolaan yang berkelanjutan, Pertamina menunjukkan bahwa sumber daya yang terbatas dapat dioptimalkan, tidak hanya untuk ketahanan pangan tetapi juga untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Pendidikan dan Pelatihan untuk Masyarakat Selain dukungan finansial dan teknis, Pertamina juga memberikan pelatihan dan edukasi bagi anggota kelompok tani.
BACA JUGA: Pertamina Patra Niaga Siap Hadapi Lonjakan Permintaan LPG Selama Libur Panjang
Pelatihan ini meliputi teknik pertanian yang ramah lingkungan, manajemen usaha kecil, dan pemasaran produk. Dengan pengetahuan yang diperoleh, para anggota kelompok kini lebih siap menghadapi tantangan dalam memasarkan hasil pertanian mereka dan memahami pentingnya praktik pertanian berkelanjutan.
Edukasi mengenai pentingnya keberagaman produk pertanian juga menjadi fokus dalam program ini.
Anggota kelompok diajarkan untuk menanam berbagai jenis tanaman sehingga tidak bergantung pada satu komoditas saja.
Ini membantu mereka untuk mengurangi risiko gagal panen dan meningkatkan ketahanan ekonomi.