Tahun 1998 menjadi saksi kelahiran model baru, yaitu VT1100C3 Aero. Model ini berfokus pada gaya retro klasik dengan knalpot dua menjadi satu yang lebih besar, yang membuat motor ini semakin ikonik dan mudah dikenali di jalan.
BACA JUGA:Honda CB100: Ikon Sepeda Motor Klasik yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA: Honda CB: Motor Klasik yang Jadi Incaran Kolektor
Model Aero ini dirancang untuk memuaskan penggemar moge yang menginginkan gaya klasik Amerika dengan performa mesin yang tetap prima, meskipun akhirnya produksi Aero dihentikan pada tahun 2003.
Honda Shadow Sabre juga menjadi salah satu varian menarik dalam keluarga Honda VT1100. Model ini mempertahankan mesin Honda VT1100 namun tampil dengan gaya berbeda dari Spirit yang masih beredar di pasaran.
Ciri khas Sabre adalah roda depan berbahan aluminium cor yang memberi tampilan lebih sporty.
Sabre juga didesain dengan rasio gigi belakang yang lebih rendah, yang memungkinkan akselerasi lebih kuat saat awal perjalanan.
Namun, ini membuat putaran mesin atau RPM menjadi lebih tinggi saat melaju di kecepatan jalan raya.
Di balik semua desain dan teknologi Honda Shadow ACE yang meniru Harley-Davidson, ada kisah hukum yang menarik.
Harley-Davidson sempat ingin menuntut Honda atas dasar desain mesinnya yang mirip. Mereka mengklaim bahwa Honda meniru suara khas motor mereka.
Dengan penggunaan crankshaft satu pin, Honda berhasil menciptakan suara yang sangat mirip dengan dentuman mesin V-twin Harley-Davidson.
BACA JUGA:Mengapa Honda PCX Tetap Menjadi Raja di Segmen Motor Matic Premium?
BACA JUGA:Honda Monkey dan Honda Gorilla: Ikon Mini Motor dengan Karakter Khas dan Performa Menarik
Ini membuat banyak penggemar motor bisa merasakan sensasi suara Harley-Davidson dengan harga yang lebih terjangkau melalui Honda Shadow ACE.
Namun, karena tidak ada paten yang dimiliki Harley-Davidson atas kombinasi crankshaft satu pin atau desain mesin V-twin, mereka tidak bisa memenangkan kasus ini.