Menurut LKPI, dominasi Lucianty-Syaparuddin tidak terlepas dari sejumlah faktor utama yang memengaruhi preferensi pemilih.
BACA JUGA:Partai Gelora Sumsel Berlari untuk Menangkan MATAHATI: Safari Politik ke Seluruh Kabupaten dan Kota
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Diduga Lakukan Politik Uang, Pencalonan JADI Terancam Dibatalkan Bawaslu
Pasangan ini dipersepsikan oleh mayoritas pemilih sebagai sosok yang perhatian terhadap rakyat (59,6%), memiliki bukti nyata hasil kerja (90,5%), berpengalaman di pemerintahan (88%), dan mampu membawa perubahan positif (50,8%).
Selain itu, pemilih juga menilai pasangan ini sebagai figur yang pintar (61,1%), ramah atau mudah ditemui (87,5%), serta mampu memecahkan masalah di Muba (52,2%).
Faktor kedikenalan (popularitas) dan kedisukaan (akseptabilitas) juga menjadi penentu utama keberhasilan pasangan ini dalam menarik hati pemilih.
Tingkat kedikenalan Lucianty-Syaparuddin mencapai 95%, dengan tingkat kedisukaan sebesar 88%. Sebagai perbandingan, tingkat kedikenalan pasangan Toha-Rohman hanya 89%, dengan tingkat kedisukaan 84%.
BACA JUGA:Ketum PPDI: Perangkat Desa Wajib Netral dan Tidak Boleh Berpolitik Praktis dalam Pilkada 2024
“Dua faktor ini – popularitas dan akseptabilitas – adalah modal utama dalam memenangkan Pilkada.
Lucianty dan Syaparuddin memiliki keseimbangan yang kuat antara kedikenalan dan kedisukaan, yang merupakan hasil dari kerja-kerja sosial mereka di masyarakat jauh sebelum Pilkada dimulai,” jelas Arianto.
Salah satu alasan utama tingginya kedisukaan masyarakat terhadap Lucianty-Syaparuddin adalah kerja nyata yang telah mereka lakukan untuk masyarakat Muba.
Selama bertahun-tahun, Lucianty dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pembangunan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Ketum PPDI: Perangkat Desa Wajib Netral dan Tidak Boleh Berpolitik Praktis dalam Pilkada 2024
Komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat tercermin dalam berbagai program yang telah dijalankannya, mulai dari pemberdayaan ekonomi hingga peningkatan akses pendidikan dan kesehatan.