Pelaku Pemukulan Dokter Koas Diperiksa Jatanras Polda Sumsel: Polemik Viral yang Menyita Perhatian Publik

Jumat 13-12-2024,21:13 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

"Saat ini Dt sedang diperiksa oleh penyidik Unit 5 Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel. Terkait penahanan akan diputuskan setelah pemeriksaan selesai," ungkapnya.

BACA JUGA:Korban Kecelakaan Maut di Tol Indralaya-Prabumulih, Seorang Dokter Tim Kesehatan Haji dan Istri Polisi

BACA JUGA:Cobalt Chromium dan Potensi Bahayanya di Dunia Kedokteran Gigi

Menurut informasi, Dt merupakan terduga pelaku pemukulan yang menyebabkan korban, dokter Muhammad Lutfi, harus menjalani perawatan di rumah sakit. 

Peristiwa ini memicu kecaman luas dari publik, terutama dari kalangan tenaga medis yang merasa bahwa profesi mereka seharusnya dilindungi, bukan menjadi sasaran kekerasan.

Sosok Lina Dedy di Balik Kasus

Nama Lina Dedy mencuat dalam kasus ini. Ia diduga merupakan istri dari seorang pejabat di Kementerian PUPR, tepatnya seorang pejabat Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat berinisial DM. 

Selain itu, Lina juga dikenal sebagai pengusaha di bidang fashion dan energi.

BACA JUGA:Direktur RSUD Kayuagung Tanggapi Keluhan Keluarga Pasien Operasi Mata Lantaran Dokter Tak Kunjung Datang

BACA JUGA:Dokter Tak Kunjung Datang, Keluarga Pasien Operasi Mata Keluhkan Pelayanan RSUD Kayuagung 

Ia menjabat sebagai Direktur PT Assaari Romuzun, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor bahan bakar minyak.

Media sosial milik Lina, termasuk akun Instagram bisnisnya @ladystenunklasik, dilaporkan menghilang setelah video pemukulan tersebut viral. 

Butik miliknya yang berlokasi di Palembang pun menjadi sorotan. Dalam video viral tersebut, Lina diduga hadir di lokasi kejadian.

Hubungan Lina dengan kasus ini bermula dari permintaan anaknya, LAP, yang merupakan rekan koas Lutfi, untuk mengubah jadwal piket. 

BACA JUGA:Aniaya Dokter Umum, Saudara Ipar Masuk Bui

BACA JUGA: Mengunyah Permen Karet Dapat Menghentikan Kebiasaan Merokok : Begini Penjelasan Dokter Spesialis Paru !

Lutfi, yang memiliki wewenang dalam pengaturan jadwal, menolak permintaan tersebut. Penolakan ini memicu konflik yang berujung pada insiden kekerasan.

Usaha Mediasi

Kategori :