"Produktivitas kita hanya sekitar 17-20 karung per hektare, sedangkan Vietnam bisa menghasilkan 50-60 karung. Ini adalah jurang yang besar dan menjadi masalah utama," kata Moelyono.
BACA JUGA:Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula: Redakan Enam Penyakit Ini!
Vietnam telah dikenal sebagai negara yang berhasil memaksimalkan efisiensi budidaya kopinya dengan dukungan teknologi, pelatihan petani, serta kebijakan pemerintah yang proaktif.
Sebaliknya, sebagian besar perkebunan kopi Indonesia masih menggunakan metode tradisional dengan pola tanam yang kurang terintegrasi.
Ekspor Kopi yang Meningkat, Tapi Belum Maksimal
Meski produktivitas rendah, ekspor kopi Indonesia menunjukkan tren positif.
Sepanjang Januari hingga September 2024, ekspor kopi Indonesia mencapai 342,33 ribu ton dengan nilai USD 1,49 miliar.
BACA JUGA:Pastikan Pilkada Berlangsung Aman, Nyaman dan Kondusif, Pemkot Prabumulih Gelar Rakor Forkopimda
Nilai ini meningkat 29,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 1,15 miliar.
Namun, kenaikan nilai ekspor ini belum sepenuhnya mencerminkan potensi besar yang dimiliki Indonesia.
"Untuk mengamankan posisi dan meningkatkan daya saing, kita harus fokus pada peningkatan produktivitas," tambah Moelyono.
Solusi untuk Bangkit
Untuk memperbaiki posisi dan daya saing di pasar global, ada beberapa langkah yang harus diambil:
BACA JUGA: Kopi Robusta Lahat Terima Sertifikat Indikasi Geografis, Pendapatan Petani Diyakini Meningkat
Peningkatan teknologi pertanian: Memberikan akses kepada petani untuk menggunakan teknologi modern agar produktivitas meningkat.