Cabainya banyak, besar-besar, batangnya subur, dan pertumbuhannya baik," jelasnya.
BACA JUGA:Nagih Hutang Petani di Talang Serian Ogan Ilir Ini Malah Kena Keroyok Pakai Parang
BACA JUGA:Dituding Lakukan Razia Ilegal, Satlantas Polres Ogan Ilir Beri Klarifikasi, Ternyata Ini Faktanya.
Meski begitu, ia mengungkapkan ada tantangan berupa serangan penyakit daun keriting pada beberapa tanaman.
Saat ini, tanaman cabai burung Sofyan telah memasuki usia 90 hari setelah tanam (HST) dan siap panen.
Dari sekitar 30 pohon cabai burung yang ditanamnya, hasil panennya jauh lebih banyak dibandingkan cabai merah keriting.
"Ini kami pakai jenis kaliber. Dari segi bobot panen, cabai burung memang lebih unggul," tambahnya.
Melihat hasil yang memuaskan, Sofyan berencana memperluas lahan untuk menanam cabai burung.
"Dalam waktu dekat, kami akan mencoba menanam lebih banyak cabai jenis kaliber ini di lahan yang lebih luas.
Harapannya, hasil panen ke depan bisa lebih maksimal," ujarnya optimis.
Kenaikan harga cabai ini tak hanya membawa keuntungan bagi petani, tetapi juga tantangan untuk menjaga kualitas hasil panen.
Sofyan dan petani lainnya terus belajar dan beradaptasi dengan teknik budidaya baru agar dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Dengan semangat dan kerja keras, para petani di Ogan Ilir berharap dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui hasil pertanian yang lebih baik.
"Semoga harga cabai tetap stabil dan kami bisa terus bertani dengan hasil yang menguntungkan," tutup Sofyan.*