Meski mendominasi penguasaan bola dengan 54%, mereka hanya mencatatkan dua tembakan tepat sasaran, membuktikan betapa tumpulnya lini serang mereka.
BACA JUGA:Timnas U-20 Tanpa Arkhan Kaka! Ada Apa dengan Mesin Gol Persis Solo?
BACA JUGA:Roma Gagal di Coppa Italia Ranieri Geram di Liga Europa!
Ditambah dengan pertahanan yang gampang ditembus, Chelsea benar-benar tidak menunjukkan kualitas tim yang pernah berjaya di era Roman Abramovich.
Lebih menyakitkan lagi, Brighton baru saja dihancurkan 7-0 di pertandingan sebelumnya. Namun, melawan Chelsea, mereka tampak seperti tim yang jauh lebih solid dan memiliki mentalitas juara.
Musim Mengecewakan Chelsea, Harapan Kini di Liga Konferensi Chelsea kini telah tersingkir dari dua kompetisi domestik lebih awal.
Dengan peluang juara Premier League yang hampir mustahil, satu-satunya harapan tersisa adalah menjuarai Liga Konferensi Eropa.
Kegagalan di ajang ini hanya akan memperburuk citra klub yang kini tampak kehilangan identitasnya.
Satu-satunya pemain yang bisa mengangkat kepalanya tinggi adalah Moisés Caicedo, yang tampil cukup baik meski timnya tampil berantakan.
Namun, usaha individunya tidak cukup untuk menutupi bobroknya permainan Chelsea secara keseluruhan.
Ujian Berat Menanti di Premier League Chelsea tak punya waktu lama untuk meratapi kekalahan ini.
Mereka akan kembali menghadapi Brighton pada Jumat mendatang dalam lanjutan Premier League.
Jika tidak ada perubahan signifikan dalam permainan mereka, bukan tidak mungkin The Blues akan kembali menelan pil pahit dari tim yang sama.
Musim ini semakin menjadi mimpi buruk bagi Chelsea, dan jika tidak segera berbenah, tim ini bisa saja berakhir di papan tengah atau lebih buruk lagi.
Todd Boehly harus segera mengambil langkah tegas, atau era kejayaan Chelsea akan benar-benar menjadi kenangan belaka.*