Program stimulan rumah ini bersumber dari anggaran dana siap pakai stimulan rumah BNPB dengan nilai bantuan sebesar Rp 60 juta per satu unit rumah rusak berat, Rp 30 juta per satu unit rumah rusak sedang dan Rp 15 juta per satu unit rumah rusak ringan.
BACA JUGA:Amankan 5 Pelaku Balap Liar di Malam Ramadhan
BACA JUGA:Nilai AKIP Pemkab OKU Naik Ke Peringkat B
Hingga hari ini secara umum progres pwngerjaan program DSP stimulan rumah telah berjalan dikisaran 80% baik kategori rumah rusak berat, sedang dan ringan.
"Berdasarkan petunjuk BNPB, OKU diminta menyelesaikan program ini paling lambat pada akhir April, namun kita berharap program.ini dapat diselesaikan sebelum tanggal 26 maret 2025," imbuhnya.
Januar bersyukur pelaksanaan program ini dapat berjalan lancar, bahkan disetiap tahapan program ini, Pemkab OKU mejadi yang tercepat dari daerah lain dari daerah Kabupaten/Kota se Indonesia yang melaksanakan kegiatan yang sama.
"Hal ini tak terlepas dari dukungan semua pihak terutama dukungan Pak Bupati," tandasnya.
Sementara itu Bupati OKU Teddy Meilwansyah meminta agar proses pengerjaan program ini bisa dipercepat agar masyarakat bisa segera menempati rumah tersebut.
Namun meski demikian harus tetap memperhatikan mutu kualitas bangunan.
"Ada beberapa pertimbangan sehingga rumah ini harus bisa segera selesai, pertama bencana ini sudah lama yakni 9 bulan lebih, masyarakat terpaksa harus mengungsi dan ada yang bahkan harus bermodal untuk sewa rumah.
Nah dengan tekah diresmikan rumah ini pemilik rumah bisa menempati rumah ini tanpa harus mengeluarkan biaya lagi untuk sewa, mereka bisa kumpul bersama keluarga apa lagi menjelang lebaran idul fitri ini," kata Teddy.
Diketahui lanjut Teddy, OKU mengalami bencana yang luar biasa pada tahun 2024 lalu yakni bencana banjir, catatan BPBD OKU ada sekitar 113 unit rumah warga yang rusak.
"Banyak yang terdampak dan mengalami kerusakan, kalau jembatan sudah tidak terhitung lagi," ujarnya.
Teddy berharap bencana ini tidak terulang lagi, sehingga masyarakat OKU bisa hidup dengan aman dan nyaman.
"Kami sudah meminta bantuan BRIN bagaimana bisa ada penanganan komperhensif, minimal bisa mencegah dan meminimalisir terjadinya bencana banjir dan longsor," tandasnya.* (len)