Namun ini Real Madrid. Kebobolan hanya cambuk.
BACA JUGA:Naik 10 Peringkat! Timnas Indonesia Cetak Sejarah di Ranking FIFA April 2025
BACA JUGA:Venezia Pasang Harga! Jay Idzes Dibanderol Rp 181 Miliar
Mbappe menggeliat di setiap sisi, Valverde menggempur, Bellingham menyisir celah.
Tapi Mamardashvili seperti dewa pelindung di bawah mistar Valencia.
Tiap tembakan dibekukan, tiap umpan dipatahkan.
Babak pertama berakhir. Valencia masih unggul.
Kembali dari ruang ganti, Madrid langsung menggebrak. Lima menit berlalu, Vinicius menebus dosanya.
Dari situasi bola mati, Bellingham mengirim umpan ciamik.
Vinicius menyambutnya—kali ini, tak ada yang bisa menghentikan. Bola bersarang. 1-1. Bernabeu menggema kembali.
Madrid mengamuk, Serangan bertubi-tubi datang.
Mbappe menggocek, Valverde melepaskan roket, Brahim Diaz menciptakan ruang.
Tapi satu nama terus menghalangi segalanya: Giorgi Mamardashvili.
Ia tak sekadar menjadi tembok, ia menjadi legenda malam itu.
Laga tampak akan berakhir imbang. Namun sepak bola selalu punya cara mengejutkan.
Menit 90+4. Valencia menyerang. Rafa Mir menggiring bola di sisi kanan, melihat celah, dan mengirim umpan silang. Hugo Duro datang seperti hantu di malam pekat.