Skor imbang, dan ketenangan mulai terkikis.
BACA JUGA:Fakta Menarik Setelah Timnas Indonesia U-17 Taklukkan Korsel U-17
BACA JUGA:Penuh Tekanan, Indonesia U-17 Bungkam Korea Selatan 1-0 di Piala Asia!
Lalu datang menit ke-32. Sebuah operan ceroboh dari Andy Robertson menjadi bumerang.
Iwobi, seperti pemburu yang mencium bau darah, langsung menghukum kesalahan itu dengan dingin.
Dan lima menit berselang, luka semakin menganga.
Dari sepak pojok, Rodrigo Muniz melompat lebih tinggi dari siapapun, menanduk bola dengan presisi mematikan.
Dalam sekejap, Liverpool tenggelam dalam kekacauan. 3-1. Dan mereka tak sempat bernapas hingga peluit turun minum dibunyikan.
Babak Kedua: Percikan Harapan yang Terlambat
Arne Slot melakukan perubahan. Sorot matanya tegas dari pinggir lapangan, mengisyaratkan bahwa mereka belum menyerah. Liverpool menggempur.
Menit ke-48, Diogo Jota mendapat peluang emas, tapi Bernd Leno kembali menjadi dinding kokoh.
Waktu terus berkurang. Hingga pada menit ke-72, secercah harapan muncul.
Conor Bradley mengirim umpan tarik mendatar, dan Luis Diaz datang menyambut dengan penyelesaian klinis. 3-2. Liverpool kembali hidup.
Serangan demi serangan dilancarkan. Harvey Elliott nyaris jadi pahlawan di menit ke-79, namun tembakannya hanya menghantam tiang. Ironisnya, bendera offside sudah lebih dulu berkibar.
Waktu terus berdetak, dan Fulham bertahan dengan heroik.
Setiap duel, setiap blok, setiap sapuan bola dari lini belakang tuan rumah terasa seperti palu yang merontokkan semangat Liverpool sedikit demi sedikit.