“Untuk ke ibukota Kabupaten Kupang saja, dari Amfoang bisa butuh waktu 6-8 jam perjalanan darat, dan itu pun dengan medan jalan yang rusak,” ujar Yohanes Sulaiman, tokoh pemuda dari Amfoang Utara.
Gagasan pemekaran Amfoang menjadi kabupaten sendiri sejatinya bukan hal baru.
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah NTT: Calon Kota Maumere, Harapan Baru dari Kabupaten Sikka
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah NTT: Calon Kota Ende Menggelora, Menuju Kota Mandiri dan Berdaya Saing
Aspirasi ini sudah muncul sejak awal tahun 2000-an, seiring dengan gelombang pemekaran daerah di berbagai penjuru Indonesia pasca reformasi.
Sayangnya, upaya tersebut sempat terhenti akibat moratorium pembentukan daerah otonomi baru oleh pemerintah pusat.
Meski demikian, perjuangan tidak pernah surut.
Beberapa kali pertemuan dan musyawarah digelar oleh tokoh masyarakat, akademisi, dan tokoh adat untuk menyusun dokumen aspirasi dan naskah akademik yang menjadi syarat administratif pembentukan DOB.
Kini, dokumen-dokumen itu sudah semakin lengkap dan siap diajukan kembali ke Pemerintah Provinsi dan DPR RI, menunggu momentum pencabutan moratorium.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah NTT: Aspirasi Pembentukan Calon Kabupaten Riung Menunggu Pencabutan Moratorium DOB
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah NTT: Calon Kabupaten Manggarai Utara Semakin Tak Terbendung
Naikliu: Kandidat Kuat Ibukota Kabupaten Amfoang
Naikliu, sebuah kota kecil yang berada di Amfoang Utara, digadang-gadang akan menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Amfoang apabila pemekaran disetujui.
Naikliu sudah memiliki infrastruktur dasar seperti pelabuhan kecil, kantor camat, fasilitas pendidikan hingga jaringan komunikasi seluler yang lebih baik dibanding wilayah Amfoang lainnya.
Pemilihan Naikliu sebagai ibukota bukan hanya karena letaknya yang strategis, tetapi juga karena dukungan masyarakat yang kuat terhadap pengembangan kawasan ini menjadi pusat administrasi dan ekonomi.
“Naikliu punya modal awal yang cukup. Tapi kami butuh dukungan dari pusat untuk infrastruktur dasar seperti air bersih, listrik yang stabil, dan jalan penghubung,” ungkap Maria Teto, anggota DPRD Kabupaten Kupang dari dapil Amfoang.