PALPOS.ID - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang melalui Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan dengan berpartisipasi dalam kegiatan Jumat Bersih dan Gotong Royong bersama warga RW 04, Kelurahan Sungai Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 25 April 2025, di lingkungan sekitar Pabrik NPK, yang juga merupakan bagian dari wilayah binaan Pusri dalam program Kampung SEHATI (Sehat - Erat - Sinergi).
VP TJSL Pusri, Alde Dyanrini, menyampaikan bahwa keterlibatan Pusri dalam kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan perusahaan terhadap upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan bersama masyarakat dan unsur pemerintahan setempat.
“Kami percaya bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus dimulai dari lingkungan terdekat.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kalimantan Timur: Calon Kabupaten Paser Selatan Siap Jadi Pusat Pertambangan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Kaltim: Aspirasi Rakyat Mendorong Terbentuknya Calon Kabupaten Kutai Benua Raya
Partisipasi dalam kegiatan gotong royong, hal menjadi bentuk nyata komitmen Pusri untuk senantiasa hadir, berkontribusi, dan bersinergi dengan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman,” ujar Alde.
Sebagai wujud kontribusi, Pusri turut memberikan bantuan berupa alat-alat kebersihan kepada lima RT di RW 04 (RT 12, RT 13, RT 14, RT 35, dan RT 41).
Bantuan tersebut meliputi 6 unit mesin potong rumput, 5 unit cangkul, 5 unit sekop, 5 unit garu, 5 unit troli, dan 15 unit sapu lidi.
Dalam kesempatan yang sama, tim TJSL Pusri juga melakukan kunjungan lapangan ke dua kampung binaan Proklim (Program Kampung Iklim), yakni Kampung Proklim Stevia dan Kampung Proklim Margoyoso.
BACA JUGA:Hadir di Long March, Walikota Palembang Serukan Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina
BACA JUGA:Cegah Rentenir, Wako Launching Program Modal Usaha, Ini Cara Mendapatkannya..
Keduanya saat menjadi kandidat peraih predikat Kampung Proklim Utama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2025.
“Pembinaan terhadap masyarakat bukanlah kegiatan sementara saja, tetapi merupakan proses jangka panjang yang harus dilakukan secara konsisten dan terukur.
Pusri ingin menjadi bagian dari perubahan positif yang terjadi di masyarakat, terutama dalam hal peningkatan kesadaran lingkungan,” tambah Alde Dyanrini.