Program ini diyakini bisa menjadi model pembinaan yang tidak hanya menindak, tetapi juga membentuk.
BACA JUGA:Dari Al-Qur’an hingga Mobil Makan Gratis, RMPN Rayakan Milad dengan Semangat Berbagi
BACA JUGA:Rakerwil Perdana AMSI Sumsel: Menyusun Roadmap Media Siber Sumsel Empat Tahun ke Depan
Dengan pendekatan yang menggabungkan ketegasan militer dan perhatian pemerintah, para siswa diharapkan dapat menyadari kesalahan mereka dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Dukungan Fasilitas dari Pemkot
Meski demikian, Aprizal mencatat bahwa masih ada beberapa fasilitas di markas Yonif 200 Raider yang perlu ditingkatkan agar mampu mendukung kegiatan pembinaan secara optimal.
Ia memastikan, Pemerintah Kota akan memberikan dukungan penuh dalam hal perbaikan infrastruktur, akomodasi, dan kenyamanan para peserta program.
“Kami ingin anak-anak ini merasa bahwa negara hadir untuk mereka, bahwa ada tempat yang membimbing mereka, bukan menghakimi.
Oleh karena itu, fasilitas harus memadai agar proses pembentukan karakter bisa berjalan maksimal,” tambahnya.
Langkah ini pun mendapat respons positif dari berbagai kalangan. Banyak pihak menilai bahwa pendekatan ini jauh lebih progresif dan solutif dibandingkan sekadar memberikan sanksi administratif atau pemecatan dari sekolah.
Dengan program ini, Pemkot Palembang menegaskan bahwa setiap anak punya kesempatan kedua — bahkan mereka yang pernah tersesat pun bisa diarahkan kembali untuk menjadi pemuda berprestasi dan berkontribusi bagi kota dan negara.(*)