Namun, dalam rangka mendukung upaya pelestarian lingkungan, perusahaan memastikan bahwa penggunaan stockpile tersebut akan dikurangi secara bertahap dengan dibarengi peningkatan efisiensi sistim logistik yang lebih akurat dan tepat waktu.
BACA JUGA:PT SLR Titan Group Salurkan 750 Paket Sembako di Tiga Kecamatan
BACA JUGA:Memperingati Hari Raya Idul Adha: PT SLR dan PT SDJ (TITAN Group) Salurkan 7030 Paket Sembako
Darwan mengakui, upaya SLR itu merupakan bentuk respon positif perusahaan atas keluhan masyarakat di sekitar IS 36.
“Karena perusahaan adalah bagian dari sistem perekonomian, lingkungan dan masyarakat yang hidup berdampingan” tegas Darwan.
Ditegaskan pula, dalam pembangunan, pemeliharaan infrastuktur, serta operasional perusahaan, SLR selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal dan perusahaan setempat, seperti yang selalu dilaporkan selama ini.
“Prinsipnya, local job for local boy, hal ini kami paparkan secara rutin kepada DPRD kabupaten dan provinsi bagaimana komposisi tenaga kerja perusahaan, dan kami selalu terbuka untuk masukan-masukan positif, karena semangat kita adalah sama dalam hal ini,” tambah Darwan.
BACA JUGA:Jalan Hauling PT Titan Infra Sejahtera: Solusi Atasi Kemacetan di Jalan Raya
Pengangkutan batubara tanpa harus singgah dan bongkar muat di IS 36 tentu akan jauh lebih efisien bagi perusahaan tambang.
“Sudah saatnya diterapkan sistim suply chain yang ketat dan timely” ungkap purnawirawan berbintang dua ini.
Di tengah harga batubara yang menukik cukup tajam belakangan ini, tentu efisiensi usaha manjadi kata kunci bagi kelangsungan usaha.
Sekadar pengetahuan, harga batubara di sepanjang tahun ini terkoreksi cukup dalam, yakni sebesar 20,08 persen dibanding dengan harga rerata di tahun lalu.
BACA JUGA:Titan Infra Sejahtera dan Anak Perusahaan PT Servo Lintas Raya Taat Regulasi Pertambangan dan PPM
BACA JUGA:Titan Infra Sejahtera Tawarkan Saham Perdana 2025: Target Investor Peduli Isu Lingkungan
“Industri logistik batubara saat ini sedang mengalami tantangan yang cukup berat, baik karena regulasi pemerintah dalam hal DHE yang menahan dana hasil ekspor 100% selama setahun, kewajiban menggunakan harga acuan, serta yang terbaru adalah kenaikan angka royalty, dimana semua itu terjadi ditengah turunnya harga batubara yang diprediksi terus berlangsung hingga beberapa tahun ke depan,” jelas Darwan.